REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta kepada warga Israel dan Palestina untuk tenang, Jumat (5/8/2022). Gedung Putih mendesak kedua belah pihak menghindari eskalasi lebih lanjut.
Karena, konflik di Gaza terancam lepas kendali setelah seorang militan senior tewas dalam serangan udara Israel. "Kami secara aktif terlibat dengan Israel dan Palestina dan mitra regional untuk bekerja mencapai ketenangan setelah serangan, dan kami tentu saja mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (6/8/2022).
Kirby mengatakan, AS mendukung Israel dan tetap tidak tergoyahkan dalam komitmennya terhadap keamanan Israel. Dia mengklaim Israel hanya membela diri terhadap serangan teroris.
“Kami sepenuhnya mendukung hak Israel membela diri terhadap kelompok teroris yang telah merenggut nyawa warga sipil tak berdosa di Israel,” kata Kirby kepada wartawan.
Konflik kembali memanas setelah Israel melakukan serangan udara di Gaza pada Jumat (5/8/2022), yang mengakibatkan terbunuhnya seorang komandan senior Jihad Islam Palestina (PIJ), Tayseer al-Jabari.
Pascakejadian itu, PIJ bersumpah untuk menanggapi dan mengancam perang habis-habisan, berjanji untuk mengirim roket ke Tel Aviv. Kekerasan terbaru berisiko memicu perang lain di Gaza, yang diperintah oleh kelompok militan Hamas. Gaza menyaksikan pecahnya kekerasan terbesar sejak 2014 antara faksi Palestina dan Israel tahun lalu, memaksa Presiden AS Joe Biden untuk terlibat dan mengesampingkan prioritas lainnya.