Bertempat di rumah kediaman HAKA di Gatangan, Muhammadiyah Cabang Padang Panjang diresmikan pada malam Kamis tanggal 25-26 Juni 1926 dan dihadiri oleh 70 orang anggota (Soeara Moehammadijah Juli 1926).
Jusuf Amrullah, adik dari HAKA mengizinkan rumah kakaknya dipakai, karena si empu rumah tidak berada di Gatangan (Sinaro Panjang, 1971: 1). Saat itu HAKA berada di Kairo untuk menjemput anugrah Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar.
Acara pembukaan dimulai pada pukul sembilan malam, yang dimulai dengan sambutan Voorziter Saalah Jusuf Sutan Mangkuto dengan mengucapkan alfatihah dan berterima kasih atas kedatangan para tamu undangan.
Selanjutnya, voorzitter menyerahkan pada A.R Sutan Mansur, selaku perwakilan Hoofdbestuur Muhammadiyah Hindia Timur, untuk memimpin sidang peresmian Cabang Padang Panjang
“Engku A.R Sutan Mansur menyatakan girang, atas berdirinya Muhammadiyah di Padang Panjang. Kemudian lalu menerangkan asas dan organisasinya Muhammadiyah.”. Demikian Soeara Moehammadijah Juli 1926 menarasikannya.
Menantu HAKA itu, kemudian menyampaikan berita duka di depan peserta openbare vergadering, bahwa Datuk Sati, vice voorzitter Muhammadiyah Padang Panjang telah wafat pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 1926. Sutan Mansur merasa kehilangan, dan mengenang Datuk Sati yang menghadiri Congres Al-Islam tanggal 21 Agustus 1925 di Yogyakarta.
Pada tahun itu Saalah mengklaim sudah merekrut anggota persyarikatan sebanyak 2.224 orang (Mansur, 1927-1928: 250-253). Pada masa awal terpilihlah Saalah Jusuf Sutan Mangkuto (Ketua), Dt. Sati asal Batipuh (Wakil Ketua), Haji Isa (Sekretaris I), Abdul Wahid (Sekretaris II), Baginda Sardi asal Balaibalai Padang Panjang (Bendahara), dan AnggotaL Jusuf Amrullah (Sungai Batang Maninjau), Jusuf M. Nur (Sungai Batang Maninjau), A.Karim Dr. Rangkuto Marajo (Batipuh), Sutan Mudo, Sutan Panduan, Dt. Rangkayo Mulia, serta M. Djamil.
Sejak diresmikan susunan pengurusnya, Muhammadiyah Cabang Padang Panjang resmi berkantor di rumah HAKA di Gatangan. Tidak berselang lama, Syekh Muh. Djamil yaitu ulama Kaum Tua pembina Naqsyabandiyah di Jaho Padang Panjang membuat langkah penting.