Jumat 05 Aug 2022 10:04 WIB

Kisah di Balik Diresmikannya Muhammadiyah Padang Panjang pada 1926

Pendirian Muhammadiyah Padang Panjang sempat mengalami penolakan.

Warga duduk di belakang monumen Alquran kawasan Islamic Center Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Rabu (24/7/2022). Monumen Al Quran tersebut merupakan ikon baru Padang Panjang sebagai Kota Serambi Mekkah yang dibangun oleh alumni angkatan 81 SMP se-kota itu. Kisah di Balik Diresmikannya Muhammadiyah Padang Panjang pada 1926
Foto:

Bertempat di rumah kediaman HAKA di Gatangan, Muhammadiyah Cabang Padang Panjang diresmikan pada malam Kamis  tanggal 25-26 Juni 1926 dan dihadiri oleh 70 orang anggota (Soeara Moehammadijah Juli 1926).

Jusuf Amrullah, adik dari HAKA mengizinkan rumah kakaknya dipakai, karena si empu rumah tidak berada di Gatangan (Sinaro Panjang, 1971: 1). Saat itu HAKA berada di Kairo untuk menjemput anugrah Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar.

Acara pembukaan dimulai pada pukul sembilan malam, yang dimulai dengan sambutan Voorziter Saalah Jusuf Sutan Mangkuto dengan mengucapkan alfatihah dan berterima kasih atas kedatangan para tamu undangan.

Selanjutnya, voorzitter menyerahkan pada A.R Sutan Mansur, selaku perwakilan Hoofdbestuur Muhammadiyah Hindia Timur, untuk memimpin sidang peresmian Cabang Padang Panjang

“Engku A.R Sutan Mansur menyatakan girang, atas berdirinya Muhammadiyah di Padang Panjang. Kemudian lalu menerangkan asas dan organisasinya Muhammadiyah.”. Demikian  Soeara Moehammadijah Juli 1926 menarasikannya.  

Menantu HAKA itu, kemudian menyampaikan berita duka di depan peserta openbare vergadering, bahwa Datuk Sati, vice voorzitter Muhammadiyah Padang Panjang telah wafat pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 1926. Sutan Mansur merasa kehilangan, dan mengenang Datuk Sati yang menghadiri Congres Al-Islam tanggal 21 Agustus 1925 di Yogyakarta.

Pada tahun itu Saalah mengklaim sudah merekrut anggota persyarikatan sebanyak 2.224 orang (Mansur, 1927-1928: 250-253). Pada masa awal terpilihlah Saalah Jusuf Sutan Mangkuto (Ketua), Dt. Sati asal Batipuh (Wakil Ketua), Haji Isa (Sekretaris I),   Abdul Wahid (Sekretaris II),  Baginda Sardi  asal Balaibalai Padang Panjang (Bendahara), dan AnggotaL Jusuf Amrullah (Sungai Batang Maninjau), Jusuf M. Nur (Sungai Batang Maninjau), A.Karim Dr. Rangkuto Marajo (Batipuh), Sutan Mudo, Sutan Panduan, Dt. Rangkayo Mulia, serta M. Djamil.

Sejak diresmikan susunan pengurusnya, Muhammadiyah Cabang Padang Panjang resmi berkantor di rumah HAKA di Gatangan. Tidak berselang lama, Syekh Muh. Djamil yaitu ulama Kaum Tua pembina Naqsyabandiyah di Jaho Padang Panjang membuat langkah penting.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement