REPUBLIKA.CO.ID, KANDAL -- Komunitas Muslim di Kandal, Kamboja, kini memiliki masjid. Masjid tersebut diberi nama Masjid Darul Ta'zim.
Masjid terbesar kedua di Kamboja ini, merupakan hasil kerjasama antara Dewan Agama Islam negara bagian Johor Malaysia dengan Dewan tertinggi untuk Urusan Islam Kamboja.
Seperti dilansir Khmer Times pada Kamis (4/8/2022) Masjid Darul Ta'Zim adalah masjid terbesar kedua yang dibangun di Kamboja setelah Masjid Al Sarkal di Phnom Penh. Pada Senin (1/8/2022) Anggota Dewan Eksekutif negara bagian Johor, Tuan Mohamad Fared bin Mohamad Khalid mewakili Dewan Islam Johor menyerahkan kunci simbolis kepada manajemen masjid di Desa Cham Leu di distrik Koh Thom provinsi Kandal.
Selain itu Kepala dewan tertinggi untuk Urusan Islam Kamboja (Mufti Kamboja), Sos Kamrey dan penasihat Kementerian Aliran dan Agama dan Presiden Aliansi Intelektual Muslim Kamboja selaku yang mengimplementasikan proyek untuk membangun masjid, Dr Hosen Mohamad Farrid, serta wakil direktur Kabinet Perdana Menteri dan ketua kehormatan komite pembangunan Masjid Darul Tazim, Chao Tol, hadir menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut.
“Saya berharap masjid ini dapat memberi manfaat bagi umat Islam yang menjalankan agama mereka di Kamboja,” kata Fared.
Majid Darul Ta'zim berukuran 23m x 52m, masjid dua lantai ini dibangun dengan biaya 1,3 juta dolar Amerika dan memiliki kapasitas untuk menampung tiga ribu orang. Fared mengatakan bahwa ia dan teman-temannya memulai proyek tersebut pada tahun 2015.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua dermawan, terutama Dewan Agama Islam Johor, dan semua donatur, termasuk Yang Mulia Chao Tol, yang berkontribusi untuk menyelesaikan pembangunan masjid,” katanya.
Sementara itu Penasehat Dewan Islam Johor Dato Nooh bin Gadut yang hadir dalam acara serah terima tersebut mengimbau kepada warga agar menjaga masjid dengan baik. Mufti Sos Kamrey mengungkapkan kebahagiaannya atas bangunan masjid baru dan mendorong umat Islam Kamboja untuk merawat masjid dan mengikuti jalan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Kamboja secara khusus mendapat pujian tinggi dari dunia Muslim atas praktik toleransi agama dan ras yang patut dicontoh. Selama pertemuan dengan Perdana Menteri Hun Sen, selama kunjungannya ke Kamboja pada bulan Juni, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (RABITA) mengatakan Kerajaan itu dikenal sebagai “suar untuk koeksistensi Muslim”.