REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengurus masjid dinilai perlu kreatif dalam menghadirkan program yang ramah bagi anak-anak. Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni mengatakan, kreativitas pengurus masjid mengeluarkan program ramah anak menjadi tantangan tersendiri di tengah banjirnya gim pada gadget.
"Jadi kalau perlu, masjid menjadi play station yang berarti pusat bermain. Bukan membawa gadget untuk bermain gim. Bukan itu. Jangan sampai ada pengumuman anak-anak dilarang main ke masjid. Justru anak-anak itu mainnya ke masjid. Jika ada masjid yang melarang anak bermain di area lingkungannya maka masjid itu tidak ramah anak," ujar dia kepada Republika.co.id, Ahad (31/7).
Imam menuturkan, gim-gim yang dihadirkan dalam gadget kini juga semakin kreatif sehingga banyak anak yang menggemarinya. Akibatnya mereka pun malas ke luar rumah atau asyik bermain gim dan lupa untuk beribadah di masjid.
"Itu tantangannya. Banjirnya permainan gim-gim di gadget. Lama-lama akan menjadi budaya dan secara sosial bisa menjadi masalah. Anak tidak suka ibadah dan malah main gim. Jadi masjid harus lebih kreatif lagi," jelasnya.
Menurut Imam, masyarakat tentu akan sangat mendukung masjid yang ramah anak. Hanya saja, komunitas kreatif yang menciptakan gim juga semakin bersaing dalam menghadirkan gim yang digemari anak. Di sisi lain, dia menyadari, masjid masih belum menunjukkan kreativitasnya.
"Jadi ini persoalan kreatifitas. Maka dalam membuka masjid yang ramah anak di antaranya ramah juga program-program yang disenangi mereka. Bukan sekadar aman dari kabel instalasi listrik dan punya fasilitas ramah anak, tapi juga dengan berbagai program khusus yang ramah anak," ucapnya.
Meski begitu, Imam menambahkan, bukan berarti masjid tidak perlu fasilitas internet. Masjid juga perlu mendapat fasilitas internet sehingga DMI pun terus berupaya agar pemerintah terlibat dalam penyediaan layanan internet di masjid. "Karena mungkin saja dengan cara-cara internet, di era mendatang itu masjid ramah anak menyediakan gim-gim dan tontonan yang edukatif," tambahnya.
Imam melanjutkan, untuk menciptakan masjid-masjid yang ramah anak dibutuhkan proses dan kreativitas. Jika tidak dilakukan, dia menyebutkan, masjid hanya sebagai tempat sholat dan diisi oleh kalangan orang tua. "Dengan adanya pemikiran masjid ramah anak nanti juga akan berkembang menjadi masjid ramah manula dan milenial. Ini akan membuka semuanya," katanya.