Jumat 29 Jul 2022 07:51 WIB

Raja Yordania Desak Israel Libatkan Palestina di Proyek Ekonomi yang Disponsori AS

Pembentukan negara Palestina sangat penting untuk mencapai perdamaian

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein berbicara pada konferensi pers setelah pembicaraan di Kanselir, di Berlin, Jerman, 15 Maret 2022. Raja Yordania Desak Israel Libatkan Palestina di Proyek Ekonomi yang Disponsori AS
Foto: AP/HANNIBAL HANSCHKE/REUTERS POOL
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein berbicara pada konferensi pers setelah pembicaraan di Kanselir, di Berlin, Jerman, 15 Maret 2022. Raja Yordania Desak Israel Libatkan Palestina di Proyek Ekonomi yang Disponsori AS

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah pada Rabu (27/7/2022), bertemu dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Amman. Dalam pertemuan tersebut, Raja Abdullah berbincang dan mendesak kepada PM Lapid, untuk melibatkan Palestina, yang juga harus menjadi bagian dari proyek ekonomi regional yang disponsori AS demi mendukung stabilitas di Timur Tengah.

Raja Abdullah mengatakan kepada Lapid, bahwa pembentukan negara Palestina sangat penting untuk mencapai perdamaian abadi antara orang Arab dan Israel. Penekanan ini disampaikan dalam pertemuan pertama Lapid setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke wilayah tersebut awal bulan Juli ini.

Baca Juga

Sebuah pernyataan dari kantor perdana menteri sementara Israel Yair Lapid mengatakan dia dan Raja Abdullah membahas perubahan regional baru-baru ini. Sebuah upaya nyata untuk meningkatkan hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, yang telah semakin baik dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka juga berbicara tentang bagaimana memperdalam kerja sama antara kedua negara Yordania dan Israel. "Termasuk kerj sama kedua negara dalam proyek energi terbarukan, pariwisata, ketahanan pangan dan pertanian," dalam pernyataan menurut kantor PM Israel.

Sementara itu, Raja Abdullah menekankan perlunya menemukan cakrawala politik untuk mencapai perdamaian yang adil, komprehensif dan abadi dengan Palestina. Hal itu ditekankan dari sebuah pernyataan yang disampaikan Pengadilan Kerajaan Yordania.

Raja Abdullah juga meminta agar Israel bekerja menjaga ketenangan tempat ibadah umat Islam di Yerusalem dan tempat-tempat sucinya. Sebagaimana insiden yang terjadi belakangan, dimana kawasan Masjid al-Aqsa yang sering menjadi titik nyala kekerasan dengan Palestina.

Sebelumnya perdamaian antara Israel dan Yordania terjadi pada 1994. Kedua negara ini terus mempertahankan hubungan keamanan yang erat, tetapi hubungan memburuk dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan terus-menerus di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem, yang merupakan tempat suci utama bagi Muslim dan Yahudi, serta perluasan wilayah Israel.

Persoalan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang menduduki tanah Palestina juga telah menyebabkan tidak adanya kemajuan dalam proses perdamaian, bahkan proses ini hampir mati. Yordania dan Israel juga sempat berselisih karena insiden penembakan oleh seorang penjaga di kedutaan besar Israel di Amman.

PM Lapid, merupakan mantan penyiar berhaluan tengah. Ia menjabat sebagai perdana menteri sementara sejak pemerintahan koalisi yang dia bantu bersatu runtuh bulan lalu.

Musim gugur ini, ia berharap mengalahkan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu, seorang nasionalis yang selalu membuat hubungan dengan Yordania menjadi tegang. Proses pemilu Israel nanti ini akan menjadi pemungutan suara kelima Israel dalam waktu kurang dari empat tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement