Rabu 27 Jul 2022 16:26 WIB

Eco Bhinneka Muhammadiyah Rawat Kerukunan Lestarikan Lingkungan

Eco Bhinneka merupakan program yang dikembangkan Muhammadiyah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
JAKARTA -- Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar workshop
Foto: Republika/Muhyiddin
JAKARTA -- Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar workshop "Kesalehan Lingkungan dan Praktik Pembelajaran Lintas Agama" pada Rabu (27/7/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- JAKARTA -- Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar workshop "Kesalehan Lingkungan dan Praktik Pembelajaran Lintas Agama" pada Rabu (27/7/2021). Dalam workshop ini, Eco Bhinneka Muhammadiyah menghadirkan narasumber dari lintas agama untuk merawat kerukunan dan melestarikan lingkungan. 

Eco Bhinneka merupakan program yang sedang dikembangkan dan dijalankan oleh Muhammadiyah, yang bertujuan merawat kerukunan melalui aksi-aksi pelestarian lingkungan. Program ini diharapkan mampu membangun komunitas yang tangguh dan inklusif dengan melibatkan para tokoh agama secara berkelanjutan mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan.

Baca Juga

Direktur Regional Ashoka Indonesia, Nani Zulminarni mengatakan, sekarang ini agama mulai ditinggalkan oleh banyak negara-negara di dunia. Padahal, agamalah yang paling konsisten melakukan gerakan perubahan. Karena itu, menurut dia, komunitas agama dan keyakinan sangat penting untuk menjadi penggerak isu-isu kritikal, termasuk isu lingkungan. 

"Yang menarik Eco Bhinneka buat kami adalah Eco Bhinneka memperkenalkan pendekatan lintas iman untuk mencari persamaan dalam gerakan dengan mengedepankan isu lingkungan," ujar Nani saat menjadi pembicara dalam workshop "Kesalehan Lingkungan dan Praktik Pembelajaran Lintas Agama" di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).

Dalam acara yang sama, anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Muhammadiyah, Hidayat Tri Sutardjo menjelaskan, tugas utama manusia adalah untuk memakmurkan bumi. Karena itu, menurut dia, seluruh umat manusia juga harus memelihara dan menjaga kelestarian alam. 

Menurut dia, setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan Eco Bhinneka Muhammadiyah ke depannya untuk membangun kesalehan lingkungan, yaitu mengarusutamakan islamic environmentalism, membangun gerakan antaragama, dan membangun nalar kritis kaum milenial.

Dia pun bersyukur saat ini organisasi otonom Muhammadiyah sudah banyak yang turut menangani lingkungan dan kritis terhadap masalah lingkungan. "Saya bersyukur sekali itu ortom-ortom Muhammadiyah sangat aktif di lingkungan, mulai dari Pemuda Muhamamdiyah IMM, IPM, ini luar biasa menangani soal-soal lingkungan," ucap Hidayat. 

Sementara itu, Sekretaris Bidang Keorganisasian Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Peter Lesmana menyambut baik ajakan Muhammadiyah untuk berkolaborasi merawat kerukunan dan melestarikan lingkungan.

"Kami sangat menyambut baik undangan untuk berkolaborasi. Dalam hal ini kami memang sudah sangat berniat sekali untuk nanti di dalam kolaborasi dalam program Eco Bhinneka ini memberikan sumabangsih pikiran, tenaga dan waktu," ucap dia. 

Dengan berkolaborasi dengan Eco Bhinneka Muhammadiyah, menurut dia, komunitas Konghucu di Indonesia juga akan bisa belajar banyak mengelola lingkungan dengan baik. 

"Dan hal yang lebih penting lagi bagi kami, di dalam program Eco Bhinneka ini kami akan dapat mendapatkan kesempatan banyak untuk belajar bagaimana cara kita sama-sama mengelola lingkungan menjadi lebih baik, dan bagaimana membina hubungan baik bersama umat beragama," kata Peter. 

Narasumber dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Jimmy Sormin mengungkapkan bahwa selama ini memang sudah ada platform-platform atau inisiatif antar umat beragama yang dibangun untuk merespons isu lingkungan hidup, seperti masalah hutan, air, sampah, dan lain-lain.

Dia mengatakan, para pemuka agama sudah cukup stabil dalam memberikan literasi dan edukasi kepada umat. Namun, menurut dia, yang belum dipikirkan saat ini adalah bagaimana organisasi lintas iman membangun advokasi pada masalag lingkungan.

"Ada bagian yang memang belum kita serius memikirkannya dalam bagian di adovakasi secara lintas iman," jelas Sekretaris Eksekutif KKC PGI ini.

Hal itu terlalu secara massif dilakukan oleh umat beragama, kecuali oleh NGO lingkungan hidup ataupun dari masyarakat adat. "Karena itu, sangat penting bagi kita memikir ini," kata Pendeta Jimmy.

Workshop ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami program Eco Bhinneka dan menggali gagasan kebhinnekaan dan lingkungan dari perspektif tokoh lintas iman serta kolaborasi program Eco Bhinneka Muhammadiyah. 

Dalam workshop ini, Eco Bhinneka Muhamamdiyah mencoba menggali perspekif keberagaman dan lingkungan dari berbagai aktor lintas agama dan keyakinan. Setelah mengikuti pertemuan ini, diharapkan pengelola program dari masing-masing area berkolaborasi dengan para aktor lintas agama/keyakinan untuk aksi bersama.

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement