REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla (JK) ingin komunitas Muslim di kawasan Asean menjaga kesatuan. Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara utama Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022 yang digelar secara daring dan luring pada Rabu (20/7/2022).
Dalam pidatonya, JK menyampaikan, komunitas Muslim di Asean perlu menjaga kebersamaan. Karena komunitas Muslim di Asean sangat besar. Memang sebagian besar komunitas Muslim ada di tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara, umat Islam jadi minoritas di Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar.
"Namun demikian perlu kita menjaga atau mengatur kesatuan komunitas kita yang longgar, tidak dalam bentuk asosiasi ada ketuanya, tapi dalam bentuk kerjasama saling membantu, saling tukar pengalaman, saling belajar, tentu kita membantu umat Islam dari negara-negara yang minoritas, sehingga terjadi suatu hubungan keagamaan yang penting di Asean ini," kata JK dalam pidatonya di Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022, Rabu (20/7/2022).
JK berharap, konferensi internasional ini menghasilkan sesuatu untuk menuju ke masyarakat masjid Asean. Semacam suatu sistem yang longgar, sama sekali tidak punya pengurus pusat, tapi punya kebersamaan yang sangat dipentingkan.
Mungkin tahun ini Indonesia yang mengkoordinasikannya, tahun depan Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan lain-lain. Jadi tidak ada sistem organisasi yang ketat, namun bisa membantu masyarakat Islam yang lingkupnya lebih kecil.
"Mungkin di Filipina perlu khatib yang lebih baik atau di Kamboja, Thailand, mungkin dia (khatibnya) belajar di Indonesia atau Malaysia, kita buat pendidikan khatib atau imam masjid," ujar JK.
Menurut Mantan Wakil Presiden Indonesia ini, pengurus masjid di Asean bisa saling belajar mengurus masjid yang baik. Misalnya mengundang dai dari negara-negara yang Muslimnya minoritas, sehingga ada manfaatnya ada untuk kebersamaan di Asean. Supaya kedepan bisa membangun kemajuan bersama-sama, karena sangat penting untuk masjid-masjid yang ada di Asean.
Sebelumnya, Ketua Komite Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022, Natsir Zubaidi, mengatakan, ada tiga pilar masyarakat Asean, diantaranya Asean Economic Community, Asean Political Security, Asean Social Culture Community. Maka DMI ingin membangun jalur silaturahmi masjid melalui jalur ketiga, yaitu Asian Social Culture Community.
"Ada gagasan yang luar biasa dari Ketua Umum DMI, memakmurkan dan dimakmurkan masjid, maksudnya pengurus dan jamaah masjid memakmurkan masjid, tapi juga pengurus masjid juga memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan kepada jamaah dan masyarakat di sekitar masjid apapun suku, agama dan bangsanya karena Islam adalah ajaran yang rahmatan lil alamin," kata Natsir.
Ia menambahkan, masyarakat masjid Asean hendaknya memberikan kabar gembira dan misi perdamaian, ukhuwah dan solidaritas serta kesejahteraan.
Natsir menginformasikan, yang hadir dalam konferensi internasional ini ada yang daring dan luring. Mereka yang menghadiri langsung konferensi perwakilan dari Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Timor Leste yang masih menjadi calon anggota Asean. Peserta yang hadir secara daring, di antaranya perwakilan dari Thailand, Filipina, Laos, dan Myanmar.
Ia juga melaporkan bahwa dalam konferensi ini dibahas tentang Islam wasathiyah, masjid dan lingkungan atau eco masjid, masyarakat masjid Asean, masjid digital. "Dan berharap ada deklarasi Jakarta dalam rangka memperkuat persaudaraan serta kerjasama antar masyarakat," ujarnya.