REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) merespons adanya bencana gempa bumi yang terjadi di Afghanistan yang menewaskan lebih dari 1.000 jiwa. Paket bantuan pangan pun siap disalurkan dengan menggandeng sejumlah lembaga filantropi nasional dan internasional.
Tim Global Humanity Network ACT Firdaus Guritno mengatakan, sejak kabar gempa di Afghanistan mencuat, pihaknya berupaya untuk melakukan komunikasi dan koordinasi dengan mitra lokal setempat. Namun demikian akses informasi terputus di wilayah area gempa.
"Sehingga baru tadi malam waktu Afghanistan, kami dapat kabar bahwa yang paling dibutuhkan di sana adalah bantuan pangan," kata Firdaus saat dihubungi Republika, Kamis (23/6/2022).
Firdaus menambahkan, saat ini implementasi pemberian paket bantuan pangan belum dilakukan. Hal itu seiring dengan adanya koordinasi yang dilakukan dengan sejumlah lembaga filantropi yang tergabung dalam lembaga kemanusiaan internasional, di antaranya ada Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan dari Malaysia ada My Care dan Haluan.
Menurut dia, bencana gempa di Afghanistan adalah isu kemanusiaan yang harus diemban secara bersama-sama. Untuk itu nantinya bantuan paket pangan akan disalurkan langsung ke wilayah titik gempa terjadi.
Sebagaimana diketahui, gempa paling mematikan sejak 2002 mengguncang pegunungan di Afghanistan timur, Rabu (22/6/2022) dini hari. Saat berita ini ditulis, sekurangnya seribu orang dilaporkan meninggal dan 1.500 orang lainnya cedera.