REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Joe Biden sedang memulihkan jalur komunikasi untuk Palestina yang telah dibatalkan oleh mantan presiden Donald Trump. Langkah tersebut diumumkan pada Kamis (9/6/2022) menjelang kunjungan Presiden Joe Biden ke Israel dan Tepi Barat yang diduduki.
Dengan pemulihan hubungan ini, berarti Palestina akan berurusan langsung dengan Departemen Luar Negeri di Washington daripada melalui duta besar AS di Israel terlebih dahulu. Mencerminkan perubahan tersebut, mantan Unit Urusan Palestina mengubah namanya Kamis menjadi Kantor Urusan Palestina AS.
Dalam sebuah pernyataan, kantor yang baru berganti nama mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk memperkuat pelaporan diplomatik dan keterlibatan diplomasi publik kami. "Kami merasa penting untuk memperkenalkan kembali jalur pelaporan terpisah ke Washington tentang masalah Israel dan Palestina oleh tim kami masing-masing di lapangan yang fokus pada masalah ini,” katanya, dilansir dari Ahram Online, Jumat (10/6/2022).
Ia menambahkan itu memulihkan kembali sistem yang ada, selama beberapa dekade sebelum pembatalan Trump. Keputusan itu tidak memenuhi tuntutan Palestina agar Amerika Serikat membuka kembali konsulatnya di Yerusalem, yang selama bertahun-tahun berfungsi sebagai kedutaan de facto untuk Palestina.
Tidak ada reaksi langsung dari Palestina atau Israel. Pemerintahan Trump menutup konsulat, dalam salah satu dari serangkaian langkah kontroversial yang menguntungkan Israel daripada Palestina.
Di bawah Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken berjanji membukanya kembali, sebuah langkah yang menurut Israel akan menantang kedaulatannya atas kota itu. Pembukaan kembali seperti itu diperkirakan dapat membantu memperbaiki hubungan AS dengan Palestina, yang terputus di bawah Trump. AS sejauh ini gagal membuka kembali konsulat, tampaknya karena takut mengganggu hubungan dengan Israel atau mengacaukan pemerintahan koalisinya yang rapuh.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan tidak ada ruang di Yerusalem untuk misi Amerika lainnya. Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan memandang pembukaan kembali konsulat sebagai bagian dari komitmen komunitas internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel selama puluhan tahun atas wilayah yang dicari Palestina untuk negara masa depan mereka.
Mantan duta besar AS untuk Israel Dan Shapiro yang sekarang menjadi rekan terhormat di Dewan Atlantik menyebut langkah Kamis sebagai langkah sementara oleh pemerintahan Biden untuk membangun kembali konsulat di Yerusalem.