REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI – Lagi dan lagi, India menjadi sorotan internasional karena kasus Islamofobia. Belum lama ini, juru bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) Nupur Sharma telah memberikan komentar tidak pantas tentang Nabi Muhammad selama debat TV berjudul “The Gyanvapi Files” pada 26 Mei lalu.
Juru bicara
BJP lain, Naveen Kumal Jindai juga berkomentar tidak pantas tentang Islam dalam akun Twitternya. Tindakan mereka membuat kemarahan global. Sejumlah negara turut bereaksi, seperti Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, dan Bahrain. Bahkan, Indonesia pun ikut mengecam keras pernyataan dua politisi tersebut.
“Indonesia mengutuk pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad oleh dua orang politisi India. Pesan ini telah disampaikan kepada duta besar India di Jakarta,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui akun Twitternya, Selasa (7/6/2022).
Sejak Perdana Menteri Narendra Modi dari BJP mulai berkuasa, serangan kebencian terhadap kaum minoritas India, khususnya Muslim terus terjadi. Tidak hanya warga lokal, selebriti India, termausk komedian dan atlet Muslim kerap menjadi sasaran Islamofobia. Popularitas mereka tidak menjamin akan lolos dari Islamofobia.
Dalam tulisan opininya di The Print, Amogh Rohmetra menjelaskan kasus kebencian yang menimpa pemain kriket Mohammed Shami. Dia harus menghadapi deretan serangan anti-Muslim di media sosial karena penampilannya dalam pertandingan Piala Dunia T20 India-Pakistan. Namun, dia tidak menanggapi celotehan tersebut.
Atlet kriket lain sekaligus mantan batsman India Wasim Jaffer terpaksa mengundurkan diri sebagai pelatih Uttarakhand setelah Sekretaris Asosiasi Kriket Uttarakhand Mahim Verma dan manajer tim Navneet Mishra menuduh Jaffer menggunakan bias agama dalam pemilihan tim. Jaffer membantah tuduhan tersebut dan mengklarifikasi dari akun Twitternya.
Menurut Parth Pandya dalam tulisan opini di The Wire, banyak atlet kriket mencari aman. Mereka tidak menggunakan platform publik untuk menyuarakan keprihatinan dan kecemasan untuk komunitas Muslim. Bagi mereka, menampilkan identitas agama adalah hal terlarang. Sebab, mereka takut akan akibat yang bisa menimpanya. Oleh karena itu, atlet kriket Muslim menolak untuk berbicara sebagai Muslim.
Namun, masih adakah selebritas Muslim yang vokal soal Islamofobia? Jawabannya, ada. Dia adalah Javed Akhtar yang dikenal sebagai penulis lagu dan penyair. Bahkan, dia tidak segan-segan mengkritik Modi dan menyerukan kasus peningkatan
Islamofobia di bawah kekuasaan
BJP.
Selain dia, aktor Javed Jaffrey dan Shabana Azmi serta Farhan Akhtar juga secara terbuka mengecam dan menentang Undang-Undang Kewarganegaraan India (CAA) dan Daftar Kewarganegaraan Nasional (NRC). Lewat undang-undang CAA, India akan memberikan kelayakan kewarganegaraan kepada para migran ilegal yang beragama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.
Sayangnya, migran yang Bergama Islam tidak disebutkan.
Meskipun vokal dalam membela Muslim, karir mereka sudah lama berakhir. Iklan, film, dan komentar publik, semua berada di bawah pengawasan gerombolan Hindutva yang mengejar kehidupan Muslim.
Tahun lalu, komika
Muslim India telah menghabiskan 25 hari di penjara Madhya Pradesh. Munawar Faruqui dituduh mengatakan lelucon yang menghina dewa Hindu. Selama beberapa tahun terakhir, beberapa komika India telah menghadap polisi atau ancaman massa karena diduga merusak sentimen agama.
Tak jarang mereka harus membatalkan pertunjukan atau bersembunyi karena ancaman dari kelompok agama atau politik.
Di India, diam tampaknya menjadi pilihan yang aman bagi selebritas Muslim untuk waktu yang lama. Mereka mungkin populer, sukses, dan kaya secara finansial dengan banyak penggemar, tetapi itu bukan jaminan di India.
Sumber:
https://theprint.in/opinion/pov/srk-munawar-shami-2021-showed-the-fragility-of-indian-muslims-celebrity-status/787747/
https://thewire.in/communalism/wasim-jaffer-uttarakhand-cricket-communal-good-muslim