Sabtu 25 Jun 2022 01:07 WIB

Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati 

Irena Handono adalah pendiri Irena Center, sebuah sekolah Islam untuk para mualaf.

Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati 
Foto:

"Terima saja. Cobalah untuk mencernanya. Jika Anda mempertanyakannya, Anda berdosa," kata dosennya kala itu.

Irena tetap tidak bisa mencernanya. Di malam hari, ia kembali membuka Alquran dan membaca surat Al Ikhlas. Hatinya semakin tertuju pada redaksi surat yang menyatakan Tuhan itu Esa, Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan, tidak ada yang seperti Dia.

Melalui penelitiannya sendiri, Irena mengetahui seluruh gagasan tentang trinitas adalah buatan manusia. Pada tahun 325 setelah Kristus selama konsensus Nizea, Keesaan Tuhan terbelah menjadi tiga. Fakta ini meninggalkan perpecahan menyakitkan yang mendalam dalam identitas agamanya kala itu. Keyakinan Irena menjadi tak sama seperti sebelumnya.

Butuh enam tahun lagi hingga ia menemukan keberanian untuk menjadi Muslim dan secara terbuka menyatakan keimanan barunya. Ketika ia ingin mengucapkan syahadat, ulama bertanya kepadanya apakah ia siap menanggung konsekuensinya. Sebab ulama itu mengatakan menjadi mualaf itu mudah. Akan tetapi, hidup dengan konsekuensi dari keimanan Islam itu bisa menjadi tantangan seumur hidup.

"Jadi saya siap. Saya harus menyelamatkan diri saya sendiri. Dan saya harus menyelamatkan jiwa saya. Saya tidak bisa kembali hidup hanya dengan menerima dogma-dogma palsu," ungkap Irena.

Dengan langkahnya memeluk Islam, Irena kehilangan keluarganya dan kehilangan kekayaannya. Kala itu, Irena merasa sendirian. Mesti tidak mudah, ia tetap yakin Tuhan selalu bersamanya.

"Dia adalah tempat perlindungan saya. Satu-satunya tempat perlindunganku," ujarnya.

Sebagai seorang Muslim baru, ia memahami tanggung jawabnya. Irena lantas mulai menjalankan sholat lima waktu. Ia juga mulai berpuasa di bulan Ramadhan dan menutupi kepalanya dengan jilbab.

Seperti sebelumnya, Irena berkeyakinan hidupnya ia dedikasikan untuk Tuhan, bukan untuk apa yang disebutnya doktrin dan dogma yang keliru. "Saya meninggalkan biara tetapi saya menemukan sebagai wanita Muslim yang shalih, seluruh hidup saya didedikasikan untuk Tuhan. Saya tidak harus meninggalkan kehidupan duniawi ini untuk dekat dengan Tuhan. Semua yang saya lakukan adalah untuk Tuhan. Hidupku untuk Tuhan. Alhamdulillah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement