Sabtu 04 Jun 2022 01:07 WIB

Pasukan Muslim Krimea Pro Ukraina Rindukan Tanah Air yang Hilang

Banyak Tatar menentang pencaplokan Krimea oleh Rusia.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Komandan Pasukan Muslim Krimea Isa Akayev bersiap latihan di Kyiv, Ukraina, 28 Mei 2022. Pasukan Muslim Krimea Pro Ukraina Rindukan Tanah Air yang Hilang
Foto:

Aneksasi

Banyak Tatar menentang pencaplokan Krimea oleh Moskow, yang mengikuti penggulingan presiden Ukraina yang pro-Kremlin di tengah protes jalanan massal. Kecurigaan mereka terhadap Moskow memiliki akar yang dalam. Sejarah mencatat, diktator Soviet Josef Stalin memerintahkan deportasi massal Tatar Krimea, kakek-nenek Akayev di antara mereka pada 1944. Ia menuduh bangsa Tatar bekerja sama dengan Nazi Jerman.

Mereka hanya diizinkan kembali dengan keturunan mereka pada 1980-an - seperti yang dilakukan Akayev dari Uzbekistan pada 1989 - dan banyak yang menyambut runtuhnya Uni Soviet pada 1991 sebagai pembebasan. Karena khawatir gelombang baru penindasan di bawah pemerintahan Moskow, Akayev pindah ke Kyiv pada 2014, di mana ia awalnya ditolak oleh pasukan keamanan Ukraina.

"Itu sangat sulit, banyak orang tidak mempercayai Muslim, dan terutama Tatar Krimea. Semua orang mengira kami akan menjadi separatis, bukan orang lain," katanya.

Tetapi ketika separatis yang didukung Rusia mengangkat senjata melawan Ukraina di wilayah Donbas Timurnya pada 2014, semua itu berubah. Kelompoknya diizinkan mendaftar sebagai unit sukarelawan di bawah kementerian dalam negeri Ukraina dan bertempur dalam konflik berikutnya, dengan tiga orang terluka. Bulan lalu mereka menandatangani kontrak untuk menjadi unit penuh tentara Ukraina.

Puluhan batalyon sukarelawan lainnya bermunculan pada 2014 dan mulai membantu tentara reguler Ukraina yang tidak siap berperang di Donbas. Mereka termasuk dua unit Chechnya, satu Georgia, dan beberapa dengan etos nasionalis sayap kanan. Beberapa telah dilucuti senjatanya, sementara yang lain bergabung dengan tentara reguler.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement