Selasa 24 May 2022 22:38 WIB

Wapres Minta Industri Halal Besar dan Kecil Saling Topang

Indonesia duduki peringkat keempat industri halal dunia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin saat  meninjau UMKM di Halal Center  Indonesia di Thamrin City, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Foto:

 Oleh karena itu, kesadaran untuk saling menopang antarpemangku kepentingan sangat penting, sehingga tercipta berbagai solusi terhadap beragam masalah UMKM seperti pendanaan riset dan pengembangan, penguasaan inovasi dan teknologi, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM, hingga akses pasar.

"Tanpa dukungan riset dan inovasi, kita akan kehilangan peluang besar untuk ekspor produk halal, baik ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun non-OKI," ujarnya.

Di samping itu, Wapres meminta kolaborasi riset akan mendorong inovasi pada industri produk halal, termasuk untuk memenuhi kebutuhan bahan dan produk substitusi impor.

Ke depan, Wapres juga berharap seluruh pelaku industri halal khususnya UMKM terus mampu meningkatkan produktivitas komoditas unggulannya yang bernilai tambah dan berdaya saing untuk memenuhi pasar ekspor maupun substitusi impor.

"Saya telah meminta BRIN agar memperkuat kolaborasi dengan BPJPH, BPOM, KNEKS, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun elemen masyarakat lainnya. Saya harap seluruh pihak terkait dapat merespons sesuai kewenangannya, seraya terus memperluas kerja sama di berbagai sektor ekonomi syariah," katanya.

Sebelumnya, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar melaporkan hasil industri halal dunia tahun ini mencapai 2 triliun Dolar AS. Menurutnya, Indonesia pun juga mengalami kemajuan pesat di sektor pangan halal dengan market size 135 miliar Dolar AS.

"Yang kita lumayan Pak Wapres, ada makanan, fesyen, kosmetik, dan obat-obatan, tetapi wisata sedang menurun," paparannya.

Sejalan dengan Sapta, Senior Partner Dinar Standard & Board Member Dinar Standard Sayd Farook mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat halal dunia pada 2030.

"Ketika kami meluncurkan SGIE 2014, saat itu Indonesia masih pada peringkat 10 tetapi sekarang sudah peringkat 4 dalam Global Islamic Economy Indicator. Saya berharap ketika saya kembali pada 2030, Indonesia sudah pada peringkat pertama," katanya.

Hal ini sangat mungkin terjadi, kata Farook, karena pemerintah saat ini terus mengkampanyekan gaya hidup halal hingga kalangan masyarakat bawah.

 

"Pergerakan gaya hidup halal masyarakat dengan didukung pemerintah melalui penyediaan berbagai infrastruktur seperti KNEKS maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," ungkapnya.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement