REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Media sosial bisa menjadi sumber provokasi yang menjadikan konflik di tengah masyarakat, sebab itulah diperlukan edukasi masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan media sosial.
Hal ini, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indoesia, KH Chriswanto Santoso, membatasi orang dalam mengakses berita-berita dari internet merupakan hal yang sulit.
“Untuk itu, memberikan wawasan terhadap dunia digital menjadi bagian dari upaya kita supaya lebih dewasa, tidak gampang terprovokasi. Kami punya satu visi yang jelas dalam rangka menuju NKRI,” kata dia saat menerima silaturahim mantan Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi, di Kantor Dewa Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indoesia, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Selain itu, dia mengapresiasi kunjungan dari mantan Dubes Ukraina tersebut. Menurutnya, hal itu sebagai upaya Lembaga Dakwah Islam Indoesia menjalin hubungan baik dan kerjasama dalam mengimplementasikan delapan bidang pengabdian Lembaga Dakwah Islam Indoesia untuk bangsa.
“Kunjungan Mas Yudi ini sebagai upaya kami memperbanyak akses untuk membangun network untuk mensukseskan program delapan klaster yang dicanangkan Lembaga Dakwah Islam Indoesia,” ujarnya.
Semakin banyak, lanjutnya, mempunyai network, semakin banyak akses dalam mengakselerasi program kerja Lembaga Dakwah Islam Indoesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas program itu menjadi semakin mudah untuk dicapai.
“Dengan dukungan beliau, tentunya dengan kapasitasnya baik sebagai politisi maupun akademisi dan sebagai birokrat, saya kira ini akan bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas dari delapan klaster itu,” kata dia.
Sementara itu, Yuddy menilai, Lembaga Dakwah Islam Indoesia memiliki SDM yang unggul sehingga kontribusinya bisa dirasakan langsung oleh masyakarat.
“Kontribusinya di tengah masyarakat Indonesia pada umumnya sudah tidak diragukan lagi. Sejak kelahirannya pada 1970-an hingga sekarang, sudah mencetak generasi unggul yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu mengapresiasi delapan kontribusi Lembaga Dakwah Islam Indoesia untuk bangsa. Menurutnya, hal itu selaras dengan program pembangunan nasional yang dicanangkan pemerintah.
Guru Besar Universitas Nasional itu menambahkan, Lembaga Dakwah Islam Indoesia merupakan Ormas Islam yang konsen dalam pemberdayaan umat.
Dia menyarankan, Lembaga Dakwah Islam Indoesia baik langsung atau tidak langsung bersinergi dengan pemerintah sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Hal ini tentu harus kita kembangkan dan sudah selayaknya pemerintah memberikan dukungan untuk hal tersebut,” tutupnya.
Dalam pertemuan tersebut, Yuddy menceritakan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, umat Islam di Ukraina banyak yang terimbas dari invasi yang dilakukan Rusia.