Selasa 17 May 2022 19:49 WIB

Wapres Ingatkan Peran MUI Sebagai Penjaga Umat

Inti dari visi MUI adalah perkhidmatan, perkhidmatan kepada umat dan bangsa.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Wapres Maruf Amin
Foto:

Ia menambahkan, MUI mempunyai tanggung jawab untuk membangun umat yang bertingkah laku dan berkegiatan sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Selain itu, khusus muslim di Indonesia, terdapat kesepakatan nasional yang juga harus dipatuhi.

"Bagi muslim di Indonesia Muslim Kaffah Maal Mitsaq, kita Islamnya kaffah dan ada kesepakatan nasional dalam rangka NKRI. Jadi kita harus jadi Muslim Kaffah Maal Mitsaq," katanya.

Kedua, kata Kiai Ma'ruf, takwiyatul ummah atau penguatan umat. Ia mengatakan, penguatan umat ini diperlukan terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Menurutnya, penguatan umat ini sejalan dengan pemberdayaan umat yang dilakukan MUI selama ini.

Termasuk langkah-langkah pemberdayaan umat dengan menghadirkan pesantren-pesantren yang berhasil untuk direplikasi dan dikembangkan. "Saya kira membangun ekonomi umat dalam rangka upaya penguatan ini jadi sesuatu keniscayaan bagi MUI. Ini pun tidak mudah, berat," katanya.

Sedangkan ketiga, lanjut Kiai Ma'ruf adalah prinsip untuk menyatukan umat. Wapres menilai, dibandingkan dua prinsip sebelumnya, menyatukan umat lebih berat.

Namun, ia mengatakan, MUI sudah mempunyai landasan-landasan untuk menyatukan umat antara lain persamaan berpikir tentang toleransi terhadap perbedaan.

"Dalam hal-hal yang sifatnya perbedaan khilafiah itu harus kita abaikan, harus kita toleransi kecuali yang kita anggap menyimpang secara prinsip," katanya.

Ia menjelaskan, ada perbedaan yang bisa ditoleransi, tetapi untuk penyimpangan harus diluruskan. "Kalau perbedaan harus ditoleransi, kalau penyimpangan itu yang harus diamputasi, diluruskan tapi kalau perbedaan itu ada prinsip mana namanya perbedaan mana yang penyimpangan sehingga tidak terjadi konflik," ujarnya.

Selain itu, ia menilai sudah adanya koordinasi gerakan di MUI sudah bisa membangun kesamaan pandangan terhadap perbedaan dan melakukan gerakan-gerakan bersama. Namun demikian, terkadang, kata Kiai Ma'ruf terdapat kepentingan perorangan dan ego personal yang kadang memecah belah baik masalah ekonomi, hingga politik 

 

"Sebenarnya tidak boleh merusak ukhuwah baik ukhuwah islamiyah maupun wathaniyah, jadi persaudaraan sebangsa krn hal-hal sesaat dan kepentingan kelompok kemudian dikorbankan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement