REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan tingkat kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo sebesar 58,1 persen berdasarkan hasil survei yang diadakan pada awa Mei 2022. Indikator mengamati tingkat kepuasan Presiden cenderung mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil survei Indikator pada akhir April lalu, publik yang menyatakan cukup puas dan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi berada di angka 59,9 persen. Praktis hasil survei pada Mei ini menjadikan tren kepuasan terhadap Presiden Jokowi turun.
"Hasil survei nasional Indikator terakhir pada 5–10 Mei 2022 menunjukkan kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1 persen atau terendah dalam enam tahun terakhir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil surveinya secara daring pada Ahad (15/5/2022).
Dari survei Indikator ini didapati 35,2 persen responden tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Adapun sisanya (6,7 persen) menyatakan tidak tahu.
"Dengan demikian, sejak Januari 2022, approval rating Presiden sudah turun lima kali, meski sempat mengalami rebound pada 20-25 April 2022," sebut Burhanuddin.
Indikator juga menemukan kinerja presiden umumnya masih dinilai positif oleh mayoritas warga di berbagai kelompok demografi.
"Kecuali di kelompok etnis Batak, Minang, Bugis dan Sunda, di Banten, Jawa Barat, dan Sulawesi, basis Prabowo–Sandi dan terutama basis Gerindra pada Pileg 2019 yang lalu," lanjut Burhanuddin.
Burhanuddin menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan Presiden. Di antaranya harga-harga kebutuhan pokok meningkat, bantuan tidak merata dan lapangan kerja/pengangguran, dan politik tidak stabil.
"Banyak isu yang diuji dalam survei nasional Mei 2022, namun yang berkorelasi langsung dengan approval rating adalah minyak goreng karena produk ini menyumbang tingginya tingkat inflasi," ucap Burhanuddin.
Diketahui, target populasi survei Indikator adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke-atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83 persen dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1228 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Indikator menjamin wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.