REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Madinah Pangeran Faisal Bin Salman meresmikan Pameran Arsitektur Masjid Nabawi yang menampilkan sejarah perluasan masjid sejak didirikan pada masa Nabi Muhammad SAW, melalui zaman Khulafaurrasyidin hingga pemerintahan Saudi.
Pameran tersebut juga memamerkan beberapa barang langka dan potongan arsitektur terkait masjid. Dalam upacara yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Pangeran Saud Bin Khalid Al-Faisal, Pangeran Faisal memuji pameran yang dianggap sebagai inti dari museum dan pameran warisan sejarah dan Islam Madinah.
Seperti dilansir Saudi Gazette, Jumat (6/5./2022), pameran ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memuaskan rasa ingin tahu pengunjung Madinah dan memperkaya perjalanan mereka ke Kerajaan Arab Saudi sebagai tuan rumah Dua Masjid Suci.
Pangeran menyampaikan, arsitektur Masjid Nabawi, selama berabad-abad, kaya akan detail dan elemen arsitektur, budaya dan sejarahnya. Pameran ini menampilkan komponen dan barang-barang yang ditampilkan dari masjid. Dia juga mengatakan, pameran itu akan secara langsung berupaya mempertahankan dan mendokumentasikan sejarah arsitektur masjid sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
"Untuk menegaskan aspek-aspek kepedulian negara ini, di bawah kepemimpinan Custodian of the Two. Masjid Suci Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, wakil perdana menteri dan menteri pertahanan, untuk warisan sipil dan sejarah Masjid Nabawi," tuturnya.
Dia juga menekankan, perluasan Masjid Nabawi tidak mengubah atau menghapus aspek budaya, sipil dan warisan apapun mengenai arsitektur Masjid tersebut. Hal ini berdasarkan pendekatan yang diadopsi oleh Pendiri almarhum Raja Abdulaziz Bin Abdulrahman Al Saud. "Untuk menjaga semua elemen-elemen ini sebagaimana adanya, rawat, pelihara, dan bangun di atasnya," katanya.
Pangeran Faisal juga mengungkapkan kebanggaannya atas peran budaya dari pameran tersebut. Pameran ini mengacu pada program pemeliharaan dan renovasi yang dilaksanakan di bawah pengawasan spesialis profesional di bidang ini. Pameran juga menampilkan unsur-unsur arsitektur masjid dengan cara yang sesuai dengan statusnya. Juga berperan dalam meningkatkan tingkat kesadaran budaya dalam peradaban Islam di kalangan pengunjung negara.
Pameran ini berusaha untuk menyoroti aspek arsitektur Masjid Nabawi dan menyoroti privasi, status, dan arsitekturnya, selain menampilkan model arsitektur dan sejarah yang unik, yang paling penting adalah Mimbar Qaytbay, yang berasal dari kembali lebih dari 600 tahun yang lalu.
Beberapa barang berharga yang dipamerkan menggunakan teknologi modern untuk menampilkan konten dan penjelasan kronologi arsitektur Masjid Nabawi dalam berbagai bahasa. Pameran ini merupakan platform komprehensif yang memungkinkan visi sejarah dengan melihat dan memeriksa Masjid Nabawi secara aktual melalui pemanfaatan detail ilmiah dan kognitif bekerja sama dengan beberapa institusi.
Di antaranya Pusat Penelitian dan Studi Al-Madinah Al-Munawwarah, Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Pengembangan Otoritas Madinah, dan Pusat Kebudayaan Dunia Raja Abdulaziz (Ithra).