Selasa 26 Apr 2022 17:21 WIB

5 Jenis Kebahagian Umat Manusia yang Diungkap Imam Al Ghazali

Kebahagiaan bisa rusak dengan amarah dan syahwat yang berlebihan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi meraih kebahagiaan. Kebahagiaan bisa rusak dengan amarah dan syahwat yang berlebihan
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Ilustrasi meraih kebahagiaan. Kebahagiaan bisa rusak dengan amarah dan syahwat yang berlebihan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Setiap orang berbeda-beda dalam memaknai kebahagiaan dunia. Misalnya saja orang sakit memandang kebahagiaan itu bila sehat, orang yang lapar memandang kebahagiaan bila mendapat makanan.  

 

Baca Juga

Sebab itu menurut pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, Ustadz Syahrullah Iskandar, kebahagiaan bersifat subyektif tergantung dari sudut pandang dan kebutuhan yang dikehendaki seseorang.  

 

Sedang kebahagiaan (sa'adah) yang hakiki akan ditemukan seorang hamba di akhirat. Kebahagiaan hakiki adalah kesenangan yang tiada akhir. Sedang kebahagiaan dunia semuanya berbatas. 

 

Lebih lanjut Ustadz Syahrullah mengatakan Imam Al Ghazali membagi jenis kebahagiaan kepada beberapa bentuk. Pertama, kebahagiaan ukhrawi. Inilah kebahagiaan yang sifatnya kekal, tak berbatas, dan tidak bisa diprediksi manusia.  

 

Kedua, kebahagiaan jiwa. Misalnya tetap berada pada kebenaran sesuai petunjuk agama, dan ada perasaan untuk selalu menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama, maka itu merupakan sebuah kebahagiaan jiwa. 

 

Ketiga, kebahagiaan jasmani. Misalnya hidup keadaan sehat, tidak sakit, memiliki tampang yang rupawan atau cantik, maka hal tersebut merupakan kebahagiaan jasmani. 

 

Keempat ada juga kebahagiaan yang sifatnya eksternal dari diri. Misalnya bahagia memiliki keluarga, bahagia memiliki harta.

 

Kelima, kebahagiaan taufik. Yakni ketika Allah menurunkan hidayahnya pada seorang hamba sehingga bisa mendekatkan diri pada Allah SWT.

 

Selain itu, Ustadz Syahrullah menjelaskan Imam Ghazali juga berpendapat bahwa kebahagiaan itu bertumpu pada tiga hal. Pertama, ada kekuatan amarah.  Ustadz Syahrullah mengatakan seorang hamba dapat mengelola amarahnya maka dia akan dapat menemukan kebahagiaan. 

 

"Ketika kekuatan amarah ini mampu kita manfaatkan dengan baik. Kita tidak berlebihan dan tidak juga kurang menggunakannya, maka kita akan diantar kepada kebahagiaan," kata Ustadz Syahrullah saat mengisi tausiyah Ramadhan setelah melaksanakan sholat tarawih di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran yang juga disiarkan melalui kanal resmi You Tube Bayt Alquran pada Senin (25/4/2022) 

 

Kedua, kekuatan nafsu. Ustadz Syahrullah menjelaskan nafsu melekat pada manusia. 

 

Ketika seorang hamba tidak mampu mengendalikan nafsu maka dia akan terjerumus dalam dosa. Sesang orang yang dapat mengendalikan nafsu akan menemukan kebahagiaan. 

 

Ketiga, memanfaatkan potensi ilmu dan amal. Ilmu yang diberikan Allah SWT menjadi sarana agar dapat mengendalikan kekuatan amarah dan nafsu. 

 

Seseorang yang dapat menggabungkan ilmu dan amal akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan ukhrawi.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement