REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan Museum Peradaban Islam baru di masjid terbesar Turki, Jumat (8/4/2022). Museum yang terletak di Kompleks Masjid Grand Camlica Istanbul itu dibangun di area tertutup seluas 10 ribu meter persegi (107.639 kaki persegi).
Museum memamerkan karya-karya yang terpilih dari koleksi Istana Topkapi dan Museum Koleksi Istana, Museum Seni Turki dan Islam, Istanbul Museum Arkeologi, Museum Makam Istanbul, dan Museum Yayasan. Dilansir di Yeni Safak, Kamis (7/4/2022), museum ini menampilkan artefak unik yang mencatat 1.200 tahun sejarah Islam dan banyak di antaranya belum pernah dipamerkan sebelumnya.
Dengan hampir 800 karya yang mencerminkan perkembangan seni Islam dari abad ketujuh hingga ke-19, museum ini mencakup 15 bagian, seperti seni tenun Turki, karya-karya yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad, dan elemen arsitektur dan dekoratif dalam seni Islam. Pengunjung museum akan memiliki kesempatan melihat lebih banyak karya seperti jejak kaki Nabi Muhammad, tirai Ka'bah, kaftan sultan, buku catatan masa kecil Sang Penakluk Sultan Mehmet, dan koin era Ottoman.
Kaca pemblokir sinar ultraviolet khusus dengan pantulan yang rendah dan transparansi tinggi digunakan untuk menampung beberapa pajangan museum yang mudah rapuh. Lemari pajangan juga dirancang untuk mencegah udara dan debu asing, dan AC digunakan untuk menjaga suhu yang sesuai.
Perlengkapan pencahayaan dirancang untuk fokus pada jarak yang diinginkan dan menyoroti karya-karya terpisah dalam etalasenya. Sensor khusus dipasang agar mengetahui setiap tanda kerusakan, pembukaan lemari yang melanggar hukum, atau kerusakan. Museum ini juga dilindungi oleh 130 kamera keamanan dan dua kamera pengenal wajah.