REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan beragam respons dari berbagai tokoh dan negara. Salah satu respons juga turut hadir dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.
Pria disapa Gus Yahya ini menyerukan perdamaian terhadap konflik perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Pihaknya juga mendorong keduanya untuk melakukan perundingan secara damai. "Kita cari formatnya (format perundingan), belum ada (format). Kita (harus) bicara dengan semua pihak," ucapnya saat menghadiri Puncak Peringatan Harlah ke-49 PPP di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam, Kota Malang, Ahad (27/3/2022).
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa, setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.
Putin mengatakan, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.
Putin menegaskan, tujuan Rusia menggelar operasi militer bukan untuk menduduki Ukraina. Dia mengatakan, operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan demiliterisasi Ukraina. Putin mendesak prajurit Ukraina untuk segera meletakkan senjata dan pulang. Saat Putin berpidato di televisi, sebuah ledakan besar terdengar di Kyiv, Kharkiv dan daerah lain di Ukraina.