REPUBLIKA.CO.ID, AL AIN -- Zayed House for Islamic Culture (ZHIC) memperkenalkan kelas budaya Islam dalam 12 bahasa internasional di kantor pusatnya di Al Ain dan kantor masing-masing di Abu Dhabi dan Ajman, Uni Emirat Arab (UEA). Hal itu dilakukan untuk menanamkan esensi budaya Islam dan menyerap mualaf baru.
Program ini memperkenalkan peserta didik pada dasar-dasar budaya Islam dan nilai-nilai universal dalam membangun prinsip-prinsip moderasi, kesederhanaan dan toleransi melalui studi. Program juga berisi kuliah dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, Inggris, Rusia, Prancis, Mandarin, Tagalog, Amharik, Urdu, dan Sinhala.
Tujuan utama program ini adalah memperkenalkan mualaf baru pada esensi ajaran Islam, menanamkan nilai-nilai kesederhanaan dalam hidup mereka, dan berkontribusi pada pemberdayaan kebaikan, kejujuran, keterbukaan pikiran, dan koeksistensi. “Melalui kursus-kursus tersebut, ZHIC berupaya menanamkan tidak hanya implikasi spiritual, moral, dan sosial, tetapi juga cita-cita kasih sayang dan hidup bersama dengan banyak peradaban manusia yang ada,” ujar perwakilan ZHIC, dilansir Khaleej Times, Kamis (24/3/2022).
Selain itu, untuk menciptakan nilai-nilai moderasi dan kesederhanaan dalam kehidupan masyarakat sebagai cita-cita inklusif makna keadilan, kebaikan, kejujuran, keterbukaan, dan koeksistensi untuk menjamin keberlanjutan individu dan masyarakat. Kursus dibagi menjadi lima tingkat, dengan total 70 jam mengajar.
Tingkat pertama berfokus pada aspek teoretis dan praktis wudhu dan sholat. Selain itu, membahas manfaat eudhu dan sholat secara rohani dan jasmani.
Tingkat kedua bertujuan meningkatkan niat baik masyarakat dengan menunjukkan pandangan Islam yang inklusif untuk memastikan orang dapat memenuhi hak dan kewajibannya dalam lingkungan yang terintegrasi. Dengan begitu, mempromosikan hubungan manusia, rasa hormat, dan tanggung jawab individu dan komunal.
Sementara itu, tingkat ketiga memperkuat ikatan manusia dengan Alquran dan biografi Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan dan sumber kebijaksanaan, pengetahuan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Tingkat keempat untuk menanamkan kebajikan dan norma-norma seperti teknik, kesehatan, kebersihan, kepercayaan diri, dan kasih sayang yang berasal dari kehidupan, sifat, dan teknik Nabi Muhammad dalam merawat sesama.
Tingkat terakhir untuk menunjukkan konsep keyakinan dan hubungannya yang kuat dengan kebahagiaan sejati bagi umat manusia, sambil menekankan pentingnya sila sebagai norma sosial yang berkontribusi pada area terstruktur.