REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Depresi merupakan penyakit emosional yang sangat berbeda dengan kondisi-kondisi kesempitan yang diderita setiap orang dari waktu ke waktu. Nyatanya, salah satu hal yang dapat mengobati depresi adalah dengan menunaikan zakat. Bagaimana bisa?
Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah menjelaskan secara medis bagaimana menunaikan zakat dapat berkolerasi menyembuhkan depresi. Mengutip pendapat dari Ahmad Samih, dia menyebut, dengan menunaikan zakat maka seorang Muslim dapat memikirkan mengenai orang lain.
Yakni memikirkan orang lain dalam arti yang positif. Orang yang menunaikan zakat akan sibuk membahas mereka untuk memberikan bantuan, mengatasi masalah-masalah mereka, dan bagaimana mengentaskan mereka dari penderitaan-penderitaan yang dialami.
Hal inilah yang membuat manusia dapat keluar dari sikap tertutupnya, suka menyendiri, dan cenderung hanya memikirkan diri sendiri yang kesemuanya ini merupakan penyebab timbulnya kesedihan. Dengan menunaikan zakat, para muzaki juga akan mencari tahu orang-orang yang berhak zakat, lalu menyampaikan zakat kepada mereka dan berpikir tentang kesulitan-kesulitan mereka yang merupakan sarana pengobatan sosial.
Selain itu, hal ini juga bisa menjadi pengobatan kelompok dan pengobatan yang dilalui dengan amal. Dan ini merupakan bagian daro metode pengobatan kejiwaan yang paling penting yang digunakan kedokteran kejiwaan modern dalam mengobati kesedihan.
Dalam Islam, umat Muslim diwajibkan untuk menunaikan zakat. Salah satunya adalah zakat fitrah yang ditunaikan di bulan Ramadhan. Selama pandemi Covid-19 berlangsung saja, sejumlah lembaga amil zakat nasional melaporkan penghimpunan zakat fitrah sepanjang Ramadhan di masa pandemi justru melonjak.