Selasa 22 Mar 2022 17:00 WIB

Ulama dan Ormas Islam Mitra Pembangunan Indonesia

Komitmen ulama tak pernah diragukan untuk bangsa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Ulama dan Ormas Islam Mitra Pembangunan Indonesia  . Foto:  Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa
Foto: Republika/Fuji E Permana
Ulama dan Ormas Islam Mitra Pembangunan Indonesia . Foto: Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan bahwa para ulama dan ormas Islam adalah mitra keberhasilan pembangunan Indonesia. Ia menegaskan bahwa komitmen ulama dan ormas Islam tidak pernah diragukan untuk berperan serta dalam setiap proses pembangunan negeri ini.

"Jika hari ini kita menyaksikan sajian harmoni terindah dari Sabang sampai Merauke, maka di dalamnya terdapat peran ulama dan ormas Islam yang tak pernah ragu mendukung NKRI," kata Wamenag saat pembukaan Musyawarah Nasional Ulama Syarikat Islam di Jakarta, Senin (21/3/2022).

Baca Juga

Wamenag mengatakan, di negeri yang penuh dengan keragaman suku dan budaya, Islam tumbuh menjadi perekat dan pemersatu bangsa Indonesia. Ajaran Islam diadopsi ke dalam sistem tata negara dan juga hukum positif.

"Indonesia memang bukan negara agama. Namun agama dan negara adalah satu entitas yang tak bisa dipisahkan. Keduanya berjalan beriringan dalam satu visi pembangunan dalam bingkai NKRI," ujar Wamenag.

Wamenag juga mengajak segenap keluarga besar ulama Syarikat Islam untuk senantiasa menjalin persaudaraan, persahabatan, kerjasama, serta menjaga kerukunan antar umat beragama dalam ikatan ukhuwah wathaniyah, ukhuwah Islamiah, dan ukhuwah basyariyah dalam bingkai NKRI.

"Kita semua meyakini bahwa Syarikat Islam akan terus istiqomah menjalankan misi dakwah sejalan dengan cita-cita kebangsaan dan keumatan," ujarnya.

Wamenag mengungkapkan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) sangat terbuka dalam menjalin kerjasama untuk memajukan bimbingan masyarakat Islam serta isu-isu keumatan lainnya.

Sekjen Syarikat Islam, Ferry Juliantono, menyampaikan bahwa dalam waktu dekat Syarikat Islam akan membentuk gugus tugas anti Islamophobia. Dunia sudah mulai tidak terpengaruh lagi terhadap propaganda barat yang menyebut Islam sebagai kelompok radikalis, intoleran, dan teroris.

"Di Tanah Air, Islam justru masih sering dianggap sebagai kelompok intoleran, radikal, dan identik dengan kegiatan terorisme. Penting bagi kita gelorakan semangat anti Islamophobia," kata Ferry.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement