Useinow mengatakan, rencana Rusia tampaknya untuk merebut wilayah yang memungkinkannya untuk secara permanen memotong akses Ukraina ke laut dan menghubungkan wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri dengan daratan Rusia dan Krimea.
"Mereka juga ingin mengamankan akses air dari Sungai Dnipro karena mereka masih belum menyelesaikan masalah kelangkaan air di Krimea. Mereka juga mulai membawa beberapa kolaborator Tatar Krimea untuk mengorganisir agitasi di wilayah Kherson," ungkapnya.
Lenur Kerymov dari Yayasan Hak Asasi Manusia Polandia Helsinki mengatakan, situasi Tatar Krimea di Krimea telah sulit sejak awal pendudukan. Rusia telah menganiaya semua aktivis yang menentang pendudukan dan pembersihan terorganisir.
"Hingga saat ini, sekitar 20 orang hilang di Krimea. Mereka diculik oleh petugas keamanan dan kemungkinan besar mereka tewas. Hal ini sangat mempengaruhi moral masyarakat. Kebijakan Rusia terhadap Tatar Krimea adalah kebijakan teror," ujarnya.
Selama delapan tahun terakhir kehadiran Rusia di Krimea, rumah para aktivis telah digeledah. Hampir semua media independen Tatar Krimea ditutup dan jurnalis lokal dipaksa untuk pergi atau mengubah fokus mereka dari politik ke hiburan. Ada sensor penuh dari media lokal.