Adapun untuk menentukan identitas asli pemimpin baru, itu bisa memakan waktu. Pejabat kontraterorisme Barat membutuhkan lebih dari satu tahun untuk mengkonfirmasi Abu Ibrahim adalah teroris yang dikenal sebagai Hajji Abdallah atau al-Mawla, ulama yang bertanggung jawab atas genosida minoritas Yezidi di Suriah yang juga telah menghabiskan waktu di penjara dengan al-Baghdadi pada 2004 di Kamp Bucca, fasilitas yang dikelola Amerika Serikat di Basra, Irak.
Namun, ada beberapa yang berpikir bahwa mereka mungkin sudah mengetahui identitas sebenarnya dari khalifah ISIS yang baru.
Majalah New Lines bulan lalu mengidentifikasi Bashar Khattab Ghazal al-Sumaidai sebagai baris berikutnya.
"Dikenal oleh banyak sebutan, termasuk Ustadz Zaid (guru atau Profesor Zaid), Abu Khattab al-Iraqi, Abu al-Moez al-Iraqi dan Abu Ishaq, dia kembali ke Suriah dari Turki sekitar setahun yang lalu," kata New Lines, menambahkan bahwa al-Sumaidai telah menjadi semakin populer di kalangan jihadis.
Baca juga: ISIS Mengaku Senang dengan Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya
Menurut New Lines, al-Sumaidai bergabung dengan ISIS pada 2013 dan diangkat sebagai hakim ketua setahun kemudian. Dia juga dilaporkan memiliki hubungan kerja yang erat dengan Abu Ibrahim, meskipun telah berbasis di Turki selatan sejak 2017.
Terlepas dari identitas sebenarnya Abu al-Hassan, para analis dan pejabat intelijen mengharapkan kelompok teror itu melakukan kampanye untuk memastikan cabang-cabang kunci dan afiliasinya berjanji setia, memberikan baiat kepada pemimpin baru ISIS.
SITE Intelligence Group melaporkan bahwa beberapa pengikut ISIS telah mulai menjanjikan kesetiaan mereka di media sosial.
Sumber: VOAnews
Ikuti Whatsapp Channel Republika
