REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ormas Persaudaraan Muslimah (Salimah) menyerukan penerapan budaya hidup halal di tengah masyarakat muslim. Melalui seruan ini diharapkan pengurus dan anggota Salimah serta seluruh umat Islam dapat menjaga konsumsi halal sesuai syariat.
Hal itu terungkap dalam tabligh akbar menyambut Ramadhan Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) yang diselenggarakan secara virtual pada Ahad (6/3). Acara yang menghadirkan Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, K.H. Muhammad Cholil Nafis, dihadiri oleh hampir seribu peserta yang merupakan pengurus dan anggota Salimah serta masyarakat umum.
Ketua Umum Salimah, Etty Praktiknyowati, menuturkan bahwa membudayakan hidup halal merupakan kewajiban yang harus ditegakkan oleh umat Islam.
"Budaya hidup halal merupakan bukti keimanan dan ketakwaan. Ketakwaan menyebabkan turunnya keberkahan dari langit dan bumi," jelasnya.
Etty juga menyampaikan pentingnya memperhatikan kehalalan makanan. Sebab, perhatian terhadap makanan akan mempengaruhi aspek kehidupan yang lain. Karena itu, Salimah yang memiliki jaringan di 34 provinsi, 371 kabupaten, 1.745 kecamatan, dan 632 kelurahan, berkomitmen untuk menjadikan halal sebagai budaya hidup sehari-hari.
Sementara itu, K.H. Cholil Nafis yang menjadi pembicara pertama pada tabligh akbar, mengajak peserta untuk mencari keberkahan yang khusus diberikan Allah untuk umat Nabi Muhammad.
"Umur umat Rasulullah berkisar antara 60 sampai 70 tahun. Namun, mereka bisa lebih baik dibanding umat-umat sebelumnya yang umurnya sangat panjang. Itu karena adanya berkah Allah yang melipatgandakan pahala hingga tak terbatas," terangnya.
Kiyai Cholil kemudian menjelaskan pentingnya menjaga kehalalan dalam keseharian. Menurutnya, halal haram adalah standard syariah, sedangkan berkah adalah hiasannya. Halal adalah kebenaran, berkah adalah kebaikan. Karena itu, ia mengajak peserta tabligh akbar untuk memastikan bahwa semua yang dilakukan adalah yang halal.
Selanjutnya, Sinta Santi, Ketua I PP Salimah yang menjadi pembicara kedua, memaparkan betapa pentingnya peran ibu dalam menjaga kehalalan dapur keluarga. Menurutnya, apa yang disuguhkan seorang ibu akan menjadi perilaku, karakter, dan pola pikir anak keturunannya. Maka, seorang ibu harus betul-betul memperhatikan konsumsi keluarga.
"Kehalalan yang diperhatikan seorang ibu bukan hanya dari zat, tetapi juga cara memperolehnya. Perhatikan dari mana memperoleh bahan makanan dan bagaimana mengolahnya," pesan Sinta.
Selain ceramah, acara tabligh akbar juga dimeriahkan dengan pemberian bantuan dari Pegadaian Syariah untuk Baitul Qur'an Salimah (BQS). Bantuan diberikan kepada BQS di 5 provinsi, yaitu Banten, Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.