Jumat 04 Mar 2022 19:39 WIB

 Menggagas Gerakan Satu Masjid Satu Konten

Umat Islam masih mendapatkan informasi dari media-media yang kurang kredibel.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Sunda Kelapa
Foto:

Sebagai narasumber pertama, Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi merespons baik gagasan Gerakan Satu Masjid Satu Konten yang disampaikan Arief Rosyid. Apalagi, menurut Irfan, saat ini Republika telah menyiapkan channel Retizen, yang menjadi tempat bagi siapapun untuk menulis.

 

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Menurut Irfan, ruang Retizen disiapkan secara khusus oleh Republika bagi masyarakat yang ingin menulis, termasuk dari elemen umat Islam. 

 

"Nah, peran-peran remaja masjid akan sangat kita perlukan apabila mau mengisi ruang tersebut, sehingga ruang digital kita akan banyak diwarnai oleh suara-suara dari masjid, bukan suara-suara berdengung yang kita susah mengangkapnya ini sebagai kebenaran atau bukan," jelas Irfan. 

 

Irfan menjelaskan, Republika sudah membuka Retizen sekitar enam bulan yang lalu dan saat ini sudah 30 ribu-an yang bergabung dan membuat konten di situ setiap hari. 

 

"Nah, akan sangat baik kalau misalkan tadi 800 ribu masjid masing-masing masjid satu hari satu konten peristiwa sekitarnya, itu sudah menjadi kekautan yang sangat dahsyat buat kita umat Islam secara luas," ucap Irfan. 

 

Irfan mengatakan, media komunikasi merupakan saluran yang sangat vital dalam berdakwah. Saat awal-awal menyebarkan Islam, menurut dia, Rasulullah SAW juga menjalankan dakwahnya secara terbuka, sehingga saat jumlah umat Islam sudah mencapai miliaran. 

 

"Begitu dibuka dakwah oleh Rasulullah melalui bebrgaai cara,  akhirnya umat Islam itu sudah miliar hair ini jumlahnya, bahkan diprediksi nanti menjadi agama dengan pemeluk yang paling banyak,” jelas Irfan. 

 

Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa komunikasi massa menjadi instrumen yang penting sekali untuk meluaskan dakwqh Islam dan untuk meluaskan proses mendesiminasi informasi. Karena itu, kata dia, semua elemen umat Islam harus bergandengan dan saling bersinergi, khusus antara media dan masjid. 

 

"Kita ahrus bergandengan tangan, kami di media, di remaja, di masjid akan menjadi kekautan dahsyat kalau ita bisa saling bersinergi satu sama lain," ujar Irfan. 

 

Dalam kesempatan ini, Irfan juga menceritakan tentang sejarah berdirinya Republika yang berangkat dari kegelisahan para cendikiawan muslim terhadap kondisi umat Islam pada awal 1990-an. 

 

"Peran komunikasi massa punya andil yang besar untuk menghadirkan suasana keislaman seperti hair ini, dan Republika masih terus berusaha untuk bisa relevan dan terus menjadi channel buat semua elemen Islam yang ingin menyampaikan buah pemikriannya," jelas Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement