REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Isra Miraj merupakan mengandung banyak hikmah. Selain perintah sholat lima waktu, peristiwa peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dilanjutkan ke langit tujuh tersebut juga menginspirasi sains dan teknologi.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan pada acara pengajian bersama Gus Yasin dan Gus Yusuf, yang digelar di rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, Jumat (25/2).
Menurut Gus Yasin, panggilan akrab Taj Yasin, Isra Mi'raj dengan sains dan teknologi mempunyai hubungan erat, seperti yang tersirat dari Alquran yang mengisahkan bagaimana Nabi Muhammad melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha.
Tidak sedikit ilmuwan yang telah mampu mengukur jarak antara bumi dan matahari, meskipun belum ada yang pernah ke matahari. Termasuk ilmu pengetahuan tentang besaran panas matahari, menghitung waktu perjalanan cahaya dari bumi ke matahari dan sebagainya.
"Tidak sedikit manusia yang sudah pernah sampai langit kesatu dan mengitarinya dengan pesawat khusus ruang angkasa. Tetapi hingga sekarang belum ada manusia yang mampu mencapai ke langit ke-tujuh, karena memang tidak ada yang mampu selain hanya kekuatan Allah SWT," katanya.
Namun para ilmuwan sampai saat ini terus berupaya mengembangkan kemampuan mereka untuk menjelajahi galaksi lain serta antariksa yang maha luas seperti halnya yang dialami oleh Rasulullah dalam peristiwa besar Isra Mi'raj.
Maka peristiwa Isra Mi'raj juga mengantarkan dan menginspirasi bagaimana para ilmuwan ingin mencari tahu lebih jauh tentang alam semesta dan jagat raya ini, melalui penemuan- penemuan serta teknologi yang telah diciptakan manusia.
"Selain sebagai inspirasi sains dan teknologi, tentu Isra Mi'raj juga mengantarkan umat Islam untuk melaksanakan sholat lima waktu dalam satu hari, dengan jumlah rakaat sebanyak 17 rakaat, mulai dari Subuh dua rakaat, Dzuhur (empat rakaat), Ashar (empat rakaat), Magrib (tiga rakaat) dan Isya (empat rakaat)," tegasnya.
Senada dengan Taj Yasin, ulama asal Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori menambahkan, peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad mengandung banyak hikmah yang luar biasa. "Salah satunya adalah memperlihatkan kekuasaan Allah SWT yang mutlak," jelasnya.
Pengasuh Pondok Asrama Perguruan Islam (API) Ponpes Salafi Tegalrejo, Kabupaten Magelang yang akrab disapa Gus Yusuf ini menjelaskan, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa merupakan perjalanan panjang, apalagi naik ke langit tujuh.
Apabila terjadi pada saat sekarang, mungkin masyarakat lebih mudah diajak berbicara sains dan pendekatan-pendekatan teknologi. Terlebih sekarang kemajuan teknologi transportasi untuk membawa manusia juga sangat luar biasa.
Sebut saja pesawat pesawat luar angkasa dan pesawat supersonik yang kecepatannya mampu melebihi kecepatan suara. "Sehingga masyarakat bisa maklum atau paham dengan pendekatan teknologi tersebut," katanya.
Tetapi pada era Rasulullah, lanjut dia, alat transportasi hanya kuda dan unta. Belum lagi berbicara langit ke tujuh. Maka masyarakat saat itu masih sangat jauh dari teknologi dan belum mengenal teknologi supersonim.
Sehingga sangat wajar ketika Rosulullah menceritakan perjalannya hanya ditempuh dalam waktu satu malam, reaksi masyarakat Makkah --pada saatbitu-- juga beraneka ragam. "Banyak yang ingkar tidak percaya, bahkan tidak sedikit yang sebelumnya iman Islam --gara- gara Isra Mi'raj-- akhirnya murtad.
"Karena waktu itu pendekatannya hanya logika dan akal. Sedangkan bagi umat yang percaya, peristiwa Isra Mi'raj itu merupakan peristiwa yang benar- benar terjadi karena kehendak serta kuasa Allah SWT," tegas Gus Yusuf.