Jumat 11 Feb 2022 04:12 WIB

Ketum PBNU: Kasus Wadas Jangan Dipolitisasi

PBNU akan mendampingi rakyat dalam kasus Wadas ini.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Hafil
Ketum PBNU: Kasus Wadas Jangan Dipolitisasi. Foto: Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengajak menanamkan mental maritim.  Foto Gus Yahya saat memberi sambutan  Harlah ke-96 NU di Hotel Meruora Labuan Bajo, kecamatan Komodo, Kebupaten Manggagrai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/2/2022).
Foto: istimewa/doc humas
Ketum PBNU: Kasus Wadas Jangan Dipolitisasi. Foto: Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengajak menanamkan mental maritim. Foto Gus Yahya saat memberi sambutan Harlah ke-96 NU di Hotel Meruora Labuan Bajo, kecamatan Komodo, Kebupaten Manggagrai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tidak dipolitisasi. Apalagi membingkai peristiwa yang dalam dua hari terakhir menyita perhatian berbagai pihak tersebut merupakan potret bahwa pemerintah menindas rakyat.

"Kita tidak perlu berlebihan dan tergesa- gesa mempolitisasi masalah semacam ini sebagai masalah antara pemerintah dengan rakyat, masalah pemerintah menindas rakyat dan sebagainya," ungkapnya, saat memberikan sambutan secara virtual, pada Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan Harlah NU ke 99, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menvatakan, seluruh pihak mesti bersama- sama membangun komunikasi yang baik guna mencari jalan keluar atas problem yang masih terjadi di Desa Wadas. Sebab yang sangat dibutuhkan saat ini adalah jalan keluar yang terbaik agar gesekan- gesekan antar sesama masyarakat tidak berkepanjangan di Desa Wadas. 

“Maka Nahdlatul Ulama insya Allah akan siap hadir guna mendampingi rakyat dan membantu pemerintah dalam melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri,” ujarnya. Sehingga polemik yang terjadi tidak berlarut- larut," jelasnya.

Di sisi lain, kata Gus Yahya juga yakin dalam menyelesaikannya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan merampungkan persoalan terkait penambangan batu andesit di Desa Wadas dengan baik, mengingat Purworejo memiliki ikatan emosional dengan Ganjar.

“Mudah- mudahan, ke depan bisa lebih baik dan kalau saya pribadi sangat yakin bahwa ini bisa diselesaikan dengan baik oleh Gubernur Jawa Tengah. Karena ini masalahnya dengan tetangga pak Ganjar yang juga orang purworejo,” lanjutnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut dukungan dari PBNU yang disampaikan oleh Ketua Umum, Yahya Cholil Staquf menjadi energi tambahan agar pemerintah bisa berkomunikasi yang  lebih baik lagi bersama dengan masyarakat Desa Wadas.

Sehingga nanti baik warga yang pro maupun kontra sama- sama bisa saling menghargai dan memahami. "Sehingga akan semakin memudahkan langkah- langkah dalam mencari solusi yang paling bagus, guna menangani konflik yang masih ada di Desa Wadas," ungkapnya.

Dalam acara Muskerwil PWNU  Jawa Tengah dan Harlah NU ke-99 NU ini juga dihadiri jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Tengah; Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh;  Ketua DPW PKB Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori serta Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement