REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Pelajar perempuan Muslim di India yang bersekolah di wilayah Karnataka menggelar unjuk rasa. Mereka menolak aturan sekolah dan pemerintahannya yang melarang siswi Muslimah berhijab memasuki kelas.
Pada Jumat (4/2/2022) pelajar Muslimah di distrik Mysuru mulai turun ke jalan dan meneriakkan slogan “I Love Hijab”. Sekelompok mahasiswa juga berkumpul di dekat Bannimantap yang bersejarah dan melakukan protes mendesak pemerintah untuk mengizinkan mahasiswi berhijab.
Menanggapi protes tersebut, pada Sabtu (5/2/2022), pemerintah negara bagian mengeluarkan surat edaran tentang seragam, menegaskan kembali pendirian sebelumnya bahwa semua sekolah negeri harus mengikuti aturan berpakaian seragam, yang dinyatakan oleh pemerintah.
Aturan menyebutkan bahwa siswa dari institusi swasta harus mengikuti aturan berpakaian yang ditentukan manajemen sekolah, termasuk perguruan tinggi akan mengikuti aturan berpakaian yang diputuskan oleh dewan pengembangan perguruan tinggi.
“Dalam hal tidak ada kode tersebut, siswa dapat mengenakan pakaian, yang tidak mempengaruhi kesetaraan, integritas dan hukum dan ketertiban,” kata surat edaran itu.
Di saat bersamaan, mahasiswa Hindu juga turun ke jalan dan menuntut izin menggunakan selendang safron. Ratusan siswa itu, termasuk laki-laki dan perempuan berkumpul di Kundapur, Distrik Udupi dengan mengenakan selendang safron dan meneriakkan slogan-slogan 'Jai Sriram,' 'Jai Lakshmi Bai'. Kemudian, Polisi memulangkan para siswa ke rumah mereka.
Unjuk rasa juga digelar di depan kantor KPU Kabupaten Kalburgi oleh sekelompok besar mahasiswa dan aktivis. Unjuk rasa di bawah pimpinan Kongres MLA Kaneez Fathima, yang turut mengecam langkah pemerintah melarang mahasiswi Muslim yang berhijab masuk kelas.
“Saya akan menghadiri sidang majelis berhijab. Jika mereka (BJP) memiliki kekuatan biarkan mereka menghentikan saya. Kami akan melihat bagaimana mereka akan melarang jilbab, itu hak kami," kata Kaneez Fathima dilansir dari Gulf Today, Ahad (6/2).