Rabu 02 Feb 2022 05:50 WIB

Menjadi Pemuka Agama Islam di Militer Amerika

Kisah Menjadi Pemuka Agama Islam di Militer Amerika

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kolonel Khallid Shabazz saat berseragam dinas
Foto:

Sebagai seorang anak, Shabazz dilecehkan secara seksual oleh seorang teman keluarga. Menurutnya ini adalah pengalaman yang membuatnya menjadi seorang pemuda yang marah.

Saat pertama kali kuliah, dia berteman dengan orang yang salah. Ia mulai minum alkohol dan berpesta dan sering menemukan dirinya dalam perselisihan kekerasan. Selama salah satu perkelahian mabuk inilah dia dipukuli dan ditembak di punggung. 

Dia selamat tetapi memutuskan untuk menunda studinya. Dia kembali ke Louisiana, negara bagian asalnya. Satu-satunya pekerjaan yang bisa dia temukan adalah sebagai pembersih di sebuah toko besar. Dengan sedikit pilihan yang tersedia baginya, Shabazz bergabung dengan militer.

Di sanalah dia pertama kali membaca The Autobiography of Malcolm X. "Saya menemukan banyak hal untuk menginspirasi saya dalam kisahnya. Saya ingin dididik dan membela sesuatu yang lebih besar dari diri saya sendiri. Jadi saya memutuskan untuk menjadi seperti Malcolm," ujarnya. 

Identitas baru Shabazz sebagai seorang Muslim muncul di awal tahun 1990-an. Perubahan itu tidak diterima dengan baik oleh semua orang. Dia menghadapi diskriminasi dari tentara lain dan ketidaksenangan keluarga Kristennya. Dia siap mundur dari militer.

Kemudian dia bertemu dengan seorang pendeta Angkatan Darat. Perwira itu membujuk Shabazz tidak hanya untuk tetap menjadi tentara tetapi juga menjadi seorang pemuka agama Islam. Shabazz menjadi pemuka agama Islam pada 1998, setelah belajar bahasa Arab di Yordania selama perjalanannya. Dia juga meraih dua gelar master di universitas di Connecticut dan California.

 

Shabazz mengatakan ada lima pemuka agama Muslim di ketentaraan, tiga di Angkatan Udara, dan satu di Angkatan Laut. Shabazz menambahkan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tidak seperti agama lain, kata Shabazz, dia belum pernah bertemu asisten pemuka agama Islam yang bertugas membantu pendeta dalam pekerjaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement