Selasa 25 Jan 2022 06:49 WIB

Obituari Haji Fachrodin di De Locomotief, Salah Satu Koran Referensi Orang Belanda

Tokoh Muhammadiyah Hadji Fachrodin wafat pada 1929.

Tokoh Muhammadiyah di Hindia Belanda, Haji Fachrodin. Ia wafat di usia 39 menjelang 40 tahun pada 28 Februari 1929. Obituari Haji Fachrodin di De Locomotief, Salah Satu Koran Referensi Orang Belanda
Foto:

Berita itu bertajuk ‘Hadji Fachrodin†’. Simbol ‘†’ jelas tidak umum bahkan tidak dikenal di kalangan kaum Muslim pribumi Hindia Belanda kala itu. Hanya mereka yang berasal dari tradisi Eropa Kristen yang memahaminya, dalam konteks ini adalah orang Belanda, karena simbol belati itu dikenal sebagai tanda bahwa orang yang namanya disandingkan dengan simbol itu telah meninggal dunia.

Ini memperlihatkan bahwa berita wafatnya Haji Fachrodin telah disesuaikan dengan media yang mempublikasikannya serta audiens yang dituju media itu. Di sana disebutkan bahwa redaktur Yogyakartanya koran De Locomotief menelpon ke kantor redaksi dan menyampaikan bahwa Haji Fachrodin telah wafat.

Diterangkan di sana detail mengenai kematian almarhum serta kiprah pokok almarhum sepanjang hidupnya:

Gisteravond te acht uur is, in den ouderdom van 39 jaar, in de kliniek van “Moehammadijah” overleden Hadji Fachrodin, lid, tevens onder-voorzitter, van het dagelijksch hoofdbestuur van “Moehammadijah”. (Tadi malam pukul delapan, di usia 39 tahun, Haji Fachrodin, anggota yang juga wakil ketua Pengurus Besar Muhammadiyah meninggal dunia di klinik Muhammadiyah).

Bagi obituari di media massa pada umumnya, yang dipasang oleh keluarga orang yang meninggal, informasi di atas sebenarnya sudah cukup untuk memberitahukan publik tentang wafatnya salah satu anggota keluarga mereka (plus beberapa kalimat lagi mengenai siapa saja anggota keluarga yang berduka serta harapan dan doa bagi almarhum). Tapi, di De Locomotief ini, tidak ada anggota keluarga yang memasang kolom obituari untuk Haji Fachrodin, dan ia sendiri bukanlah anggota keluarga ataupun bagian dari redaksi koran itu.

Namun, penjelasan yang diberikan tentang Haji Fachrodin tergolong cukup banyak bagi seorang pribumi Muslim, yang secara sosial-politik berjarak dengan pemerintah kolonial ataupun orang Belanda di Hindia Belanda. Selepas informasi awal di atas, dikemukakan lebih lanjut siapa itu Haji Fachrodin.

Ia disebutkan sebagai putra seorang lurah di Yogyakarta, Hadji Hasim, dan nama kecilnya adalah Djasoeli. Selanjutnya ada pengakuan dari koran tentang signifikansi Haji Fachrodin di lanskap sosial-politik Hindia Belanda. Ia diperkenalkan sebagai seorang tokoh politik dan aktivis kerakyatan di Hindia Belanda, dengan kiprah yang beragam dan pengaruh yang luas:

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement