REPUBLIKA.CO.ID,GAZA--Pejabat Palestina mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan Gaza tidak memiliki kemampuan untuk menangani penyebaran varian baru Covid-19, Omicron. Kementerian mengaku tidak memiliki pasokan dan peralatan medis yang memadai untuk menghadapinya.
Dilansir dari The New Arab, Selasa (11/1), Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengumumkan bahwa wilayah Gaza yabg terkepung telah mengalami lonjakan kasus Omicron baru tetapi tidak merinci jumlahnya.
Majdi Dhair, seorang pejabat kementerian kesehatan, mengatakan kepada The New Arab: "Ada kekhawatiran dan ketakutan mendalam akan gelombang keempat yang kuat dan tidak terkendali yang dipicu [di Gaza] oleh varian Omicron,"
Dia mengatakan kemungkinan ada banyak kasus Omicron yang tidak terdeteksi, yang berarti bahwa varian Covid-19 baru pasti akan menyebar ke seluruh wilayah dalam beberapa pekan mendatang. Terlepas dari upaya terbaik mereka, para pekerja medis Gaza tidak dapat menentukan sumber wabah baru, kata pejabat itu.
Hanya laboratorium pusat di Gaza yang dapat mendiagnosis Omicron. Ini memberikan tantangan tambahan dalam perjuangan untuk mengendalikan penyebaran varian.
Lebih buruk lagi, pejabat itu mengatakan kementeriannya tidak memiliki peralatan medis yang diperlukan untuk menangani lonjakan kasus Covid-19, sebagian karena blokade Israel di Gaza. “Israel bersikeras menghalangi masuknya peralatan medis yang diperlukan, seperti perangkat radiologi bergerak, ventilator, dan persediaan untuk mesin sinar-X, serta stasiun oksigen,” jelasnya.
Dia meminta lembaga hak asasi manusia dan lembaga internasional untuk mengintensifkan tekanan mereka pada Israel untuk mengizinkan peralatan medis diizinkan masuk ke Gaza.
Mohammed Abu Rayya, konsultan kesehatan masyarakat dan epidemiologi di kementerian, mengatakan kepada The New Arab bahwa kurang dari 500.000 warga Palestina di Gaza - populasi lebih dari 2 juta, telah divaksinasi. Ini jauh di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk mencapai kekebalan kawanan. Abu Rayya juga mendesak warga untuk mendapatkan vaksinasi lengkap, untuk mencegah penyebaran penyakit.