Rabu 12 Jan 2022 07:44 WIB

Kemenag: Jihad Itu Bukan Berorientasi untuk Mati atau Perang

Jihad itu bukan berorientasi untuk mati, tetapi hidup di jalan Allah dengan Kemuliaan

 Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan makna jihad dalam Islam lebih tepat dimaknai sebagai hidup di jalan Allah dengan kemuliaan.
Foto: Bimas Islam Kemenag
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan makna jihad dalam Islam lebih tepat dimaknai sebagai hidup di jalan Allah dengan kemuliaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan makna jihad dalam Islam lebih tepat dimaknai sebagai hidup di jalan Allah dengan kemuliaan. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber pada Kajian Rutin Kitab Shahih Bukhari seri ke-13 yang ditayangkan akun YouTube Bimas Islam TV, Ahad (9/1) malam.

“Jihad itu tidak berarti gugur di jalan Allah, tetapi yang dimaksud jihad itu adalah al-hayaatu fi sabilihi bil karomah. Jadi jihad itu bukan berorientasi untuk mati, untuk perang, tetapi jihad itu berorientasi pada kehidupan di jalan Allah dengan kemuliaan. Berjihad itu memperjuangkan kehidupan yang mulia,” ujarnya mengutip pendapat ulama besar asal Mesir bernama Jamal Al-Banna.

Baca Juga

Menurut Guru Besar Ilmu Hadist Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini, jihad tidak sebatas dimaknai gugur di jalan Allah, tetapi mengejar kehidupan yang berkualitas dan bermutu juga adalah bagian dari jihad fi sabilillah.

“Itulah jihad. Jadi berjihad di jalan Allah itu artinya adalah sebuah perjuangan yang berkelanjutan, yang terus menerus kita perjuangkan untuk menegakkan nilai-nilai agama untuk mencari rida Allah SWT dengan kemuliaan, mutu, dan berkualitas. Jihad itu sesungguhnya memperjuangkan quality of life atau kehidupan berkualitas yang tentunya diridai oleh Allah SWT,” jelasnya seperti dalam siaran pers.

Dirjen menjelaskan, dengan makna yang dalam ini, Nabi Muhammad SAW meletakkan jihad fi sabilillah pada tempat pertama. “Karena jihad di jalan Allah itu dilakukan sepanjang hayat kita. Jadi sepanjang hidup, kita harus terus berjuang melakukan yang terbaik, berjuang untuk menegakkan agama, nilai, dan ajaran Allah dalam kehidupan kita,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam memperjuangkan kehidupan berkualitas tidak hanya mengedepankan nilai-nilai vertikal dan universal, tetapi juga nilai-nilai sosial.

“Banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang etika sosial umat Islam, bagaimana umat Islam memperkenalkan etika sosial. Jadi sekali lagi berjihad adalah berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dengan penuh kemuliaan, tidak hanya berorientasi kematian tetapi juga orientasinya kehidupan yang berkualitas,” kata Dirjen Bimas Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement