REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polisi India menangkap seorang pria yang diduga telah membuat aplikasi yang menerbitkan foto-foto palsu lebih dari 80 wanita Muslim. Mereka yang berada dalam daftar diikutkan dalam lelang daring tahun lalu.
Aplikasi buatannya yang disebut Sulli Deals telah memicu kemarahan. Polisi Delhi menangkap Aumkareshwar Thakur (25 tahun) dari rumahnya di Indore, sebuah kota besar di negara bagian Madhya Pradesh, akhir pekan lalu. Penangkapan itu terjadi enam bulan setelah polisi mendaftarkan pengaduan terhadap pencipta Sulli Deals yang saat itu tidak dikenal.
Dilansir di RT, Senin (10/1/2022), penangkapan Thakur terjadi beberapa hari setelah aplikasi peniru bernama Bulli Bai mengunggah foto lebih dari 100 wanita Muslim awal bulan ini. Menyusul kemarahan publik yang luas, empat orang, termasuk Neeraj Bishnoi (pembuat aplikasi berusia 21 tahun) telah ditangkap selama seminggu terakhir.
Pada Juli 2021, Sulli Deals menjadi terkenal secara nasional setelah memposting “deal of the day”, gambar yang bersumber tanpa persetujuan dari profil wanita Muslim terkemuka, termasuk aktivis, seniman, dan jurnalis yang kritis terhadap pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Kedua aplikasi, yang telah di-host di platform web milik Microsoft GitHub, telah dihapus.
Meskipun tidak ada penjualan aktual yang terlibat dalam kedua insiden tersebut, beberapa media melaporkan tujuannya adalah merendahkan dan mempermalukan wanita Muslim. Istilah, 'Sulli' dan 'Bulli' dilaporkan adalah istilah slang yang digunakan untuk menghina wanita Muslim.
Di tengah kehebohan atas aplikasi Bulli Bai, salah satu wanita yang telah mengajukan pengaduan polisi terhadap Sulli Deals pada Juli mengkritik Polisi Delhi atas dugaan kelambanan dalam kasus itu. Tetapi unit kejahatan dunia maya pasukan tersebut mengatakan kepada media pada Ahad lalu bahwa interogasi Bishnoi telah membawa mereka ke Thakur.
Wakil Komisaris Polisi Delhi (Sel Cyber) K.P.S. Malhotra mengatakan kepada The Indian Express bahwa Thakur telah mengakui kejahatannya selama interogasi dan mengaku bergabung dengan grup perdagangan di Twitter untuk mencemarkan nama baik dan menjebak wanita Muslim.
Sumber polisi anonim mengatakan kepada surat kabar itu bahwa kelompok-kelompok ini konservatif dengan anggota [yang] tampaknya memiliki pandangan yang menindas perempuan. Sementara Malhotra mengatakan polisi menganalisis gawainya untuk memulihkan kode/gambar yang terkait dengan aplikasi tersebut, saudara laki-laki Thakur mengatakan kepada surat kabar itu dia tidak memiliki motif untuk terlibat dalam aktivitas semacam itu. Dia mengklaim telah dituduh secara salah oleh mereka yang telah ditangkap.