Mereka lantas bekerja selama delapan jam di pertanian Israel. Setiap harinya, mereka memperoleh sekitar 70 hingga 80 shekel atau 25 dolar AS.
“Tidak ada cukup pekerjaan di kota-kota Palestina. Beberapa pekerjaan yang tersedia bahkan membayar lebih sedikit daripada orang Israel. Orang-orang muda yang ingin mulai bekerja memiliki pilihan yang sangat sedikit," katanya.
Kepala Federasi Serikat Buruh Independen Palestina Mahmoud Ziadeh mengatakan fakta di lapangan menunjukkan para remaja bepergian dengan mobil yang penuh sesak. Akhir-akhir ini, sangat mudah untuk merekrut pekerja Palestina, termasuk anak di bawah umur, untuk bekerja di permukiman Israel.
"Pekerja Palestina di permukiman Israel bekerja tanpa perlindungan apa pun, terutama jika mereka direkrut tanpa izin tentara Israel untuk bekerja di permukiman," ujar dia.
Ziadeh menegaskan tragedi tersebut memunculkan masalah yang lebih dalam. Tidak ada sistem perlindungan sosial nasional Palestina untuk keluarga berpenghasilan rendah, yang akan mencegah mereka mengirim anak-anak bekerja di pemukiman Israel.
Kelompok hak asasi menusia menekankan sekitar 200 ribu orang Palestina disebut bekerja di Israel atau di permukiman Israel di Tepi Barat. Mereka mengalami kurangnya perlindungan dan hak-hak dasar buruh.
https://english.alaraby.co.uk/news/palestinians-mourn-death-8-teenagers-jordan-valley