REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyampaikan pentingnya adaptasi teknologi dan informasi dalam berdakwah. Hal ini disampaikan Dirjen dalam Temu Dai Media yang dihelat di Hotel Borobudur, Jakarta, Ahad (26/12)."Ekosistem dakwah mulai dari penceramah, materi dakwah, cara dakwah, dan yang didakwahi harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan informasi," kata Dirjen.
Adaptasi terhadap teknologi dan informasi ini, lanjut Dirjen, menjadi sangat penting. Pasalnya, jumlah generasi milenial dan generasi Z yang akrab dengan teknologi dan informasi ini jumlahnya di atas 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat ini.
"Ada kecenderungan gen milenial dan generasi Z yang jumlahnya di atas 50 persen ghirah dan antusiasme mereka untuk belajar agama meningkat. Ini patut disyukuri dan dibanggakan," terangnya.
Dirjen menegaskan, adaptasi ini penting dilakukan karena media memengaruhi wacana keagamaan di masyarakat. Masyarakat harus disuguhi konten dakwah yang moderat, santun, dan menjadi pembawa kasih sayang bagi semesta alam."Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa media memainkan peran penting dalam menentukan wacana keagamaan di Indonesia," kata Dirjen.
Hadir dalam acara ini, Menag Yaqut Cholil Qoumas, mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan Pemimpin Majelis Rasulullah Habib Mundzir Al-Musawa.
Hadir pula Sekretaris Menag, M. Thobib Al-Asyhar dan pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Ditjen Bimas Islam Kemenag. Acara ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.