REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur terus meningkatkan perannya dalam melakukan pemberdayaan ekonomi umat. Khofifah mengatakan salah satu upaya pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bisa dilakukan melalui percepatan transformasi digital.
Saat ini transformasi digital memungkinkan untuk bisa memberikan percepatan pemberdayaan ekonomi, khususnya bagi remaja atau pemuda masjid. “Potensi remaja-pemuda masjid mungkin bisa dimaksimalkan dalam upaya percepatan transformasi digital dalam pemberdayaan ekonomi. Kekuatan para pemuda dan remaja masjid ini luar biasa, mereka punya tekad dan niat untuk mendedikasikan energi produktifnya untuk memakmurkan masjid,” kata Khofifah, Selasa (21/12).
Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan oleh para pemuda dan remaja masjid adalah menginventarisir dan mendata pelaku UMKM yang ada di sekitar masjid. Kemudian para pelaku UMKM tersebut diberikan pendampingan dan pelatihan mulai kualitas produk sampai dengan pemasaran secara digital.
Selain itu, Khofifah juga berharap DMI dapat ikut mendukung pengembangan industri halal di Indonesia terutama Jatim, salah satunya industri makanan dan minuman halal. Apalagi, kata dia, industri makanan dan minuman halal di Indonesia saat ini tumbuh cukup pesat. Ditambah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar dunia.
“Potensi yang dimiliki Indonesia sudah sepatutnya dapat menjadi kekuatan kita untuk mendorong industri halal. Hari ini Indonesia adalah importir terbesar halal food, kita berharap ke depan bisa menjadi eksportir terbesar makanan halal,” kata Khofifah.
Upaya untuk menjadi eksportir makanan halal terbesar ini, lanjut Khofifah, bisa dimulai dari pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Dewan Masjid Indonesia. Misalnya, memberdayakan industri makanan dan minuman halal yang ada di sekitar masjid.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengatakan masjid jangan hanya bicara aqidah atau tausyiah, tapi juga muamalah. Muamalah salah satunya seperti pengembangan industri halal. Jamaah tidak hanya mendapat ceramah atau tausyiah terkait ibadah tapi juga soal pemberdayaan ekonomi.
“Dari sekitar 43 ribu masjid di Jatim kalau rata-rata 1.000 sampai 2.000 orang datang Sholat Jumat berarti hampir 40 juta orang tiap Jumat mendengarkan ceramah bagaimana memberdayakan ekonomi, memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Jangan sampai masjidnya megah dan indah, tapi di sekitarnya banyak yang kurang mampu,” kata JK.