REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Ribuan warga Palestina di Nablus berpartisipasi dalam pemakaman Jamil Kayal (31 tahun) pada Senin (13/12). Ia terbunuh pada Ahad malam oleh pasukan Israel dalam serangan di kota itu.
Dilansir dari The New Arab, Senin (13/12). Pemakamannya bahkan sempat dihentikan sementara setelah bentrokan antara pasukan keamanan Palestina dan pelayat pecah.
"Kami menerima berita kematian Jamil pada tengah malam. Teman-temannya yang ada di sana memberi tahu kami dia terluka oleh tentara Israel dan mengalami pendarahan selama setengah jam sebelum ambulans diizinkan untuk pergi dari tempat itu oleh pasukan Israel,"kata adik jamil, Munira Kayal.
"[Jamil adalah] pemuda yang sangat antusias yang akan hadir bersama orang lain di jalan-jalan untuk pasukan pendudukan dengan batu ketika mereka menyerang kota. Kami selalu mengkhawatirkannya, tetapi kami tidak membayangkan kami akan bangun untuk berita seperti itu. Ini menghancurkan," tambahnya.
Sumber-sumber lokal melaporkan pasukan keamanan Palestina mencegat pemakaman di pusat kota Nablus, bentrok dengan beberapa orang dalam prosesi tersebut. "Menurut kebiasaan kami, para pria berbaris dengan tubuh martir dari rumah sakit ke rumah, di mana anggota keluarga memberikan penghormatan terakhir. Butuh waktu lebih lama dari biasanya, dan kami mendengar pawai bentrok dengan polisi Palestina," tuturnya.
Peristiwa itu menyebabkan kemarahan di media sosial, di mana akun mengkritik Otoritas Palestina (PA) karena mengganggu pemakaman. Gubernur Nablus Ibrahim Ramadan membantah tuduhan itu. Dia mengatakan kepada media Palestina pada Senin bahwa orang-orang bersenjata dalam prosesi itu melepaskan tembakan ke udara yang ilegal.