Pertama, Jangan membacanya hanya untuk pengejaran dan kesenangan intelektual
Meskipun harus menggunakan kecerdasan sepenuhnya untuk memahami Alquran. Namun sebaiknya tidak membaca Alquran untuk memenuhi kesenangan intelektual semata.
Begitu banyak orang menghabiskan seumur hidup untuk mempelajari bahasa, gaya bahasa, sejarah, geografi, hukum dan etika Alquran, namun hidup mereka tetap tidak tersentuh oleh pesannya. Alquran sering mengacu pada orang-orang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak memperoleh manfaat darinya.
Kedua, Tidak boleh berniat untuk menjadikan Alquran pendukung pendapat sendiri
Menggunakan Alquran semata-mata hanya untuk mencari dukungan bagi pandangan, gagasan, dan doktrin sendiri tidak lah boleh dilakukan.
Karena jika melakukannya, mungkin akan mendengar gema dari suara sendiri di dalamnya, dan bukan suara Allah. Pendekatan untuk memahami dan menafsirkan Alquran inilah yang dikutuk oleh Nabi,
“ Barangsiapa yang menafsirkan Alquran dengan pendapat pribadinya, maka tempatnya di neraka ” (At-Tirmidzi).