REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sangat banyak anugerah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang taat.
Di antaranya telah dijelaskan ulama asal Banten, Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya yang berjudul Nashaih Al-‘Ibad. Syekh Nawawi mengutip sabda Nabi Muhammad ﷺ sebagai berikut ini:
مَنْ خَرَجَ مِنْ ذُلِّ الْمَعْصِيَةِ إِلىَ عِزِّ الطَّاعَةِ اَعْنَاهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ غَيْرِ مَالٍ وَاَيَّدَهُ مِنْ غَيْرِ جُنْدٍ وَاَعَزَّهُ مِنْ غَيْرِعَشِيْرَةٍ
Aritnya, "Barangsiapa yang meninggalkan kehinaan maksiat, lalu melaksanakan kemuliaan taat, maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yang kaya tanpa harta, kuat tanpa pasukan, dan menang tanpa bala (bantuan kelompoknya).”
Syekh Nawawi Al Bantani menjelaskan lebih lanjut tentang hadits tersebut. Menurut dia, barang siapa yang meninggalkan maksiat yang membuatnya menjadi hina dan melakukan ketaatan yang membuatnya mulia, maka Allah ﷻpasti akan memberikan tiga sifat yang terpuji atau tiga anugerah.
Pertama, yaitu Allah ﷻakan memberikan kecukupan kepadanya meskipun tanpa harta.
Kedua, Allah ﷻakan memberikan kekuatan kepadanya tanpa disertai pasukan atau bala bantuan yang akan menolongnya. Allah akan menolongnya dengan kekuatan Allah ﷻ.
Ketiga, Allah ﷻ akan mengalahkan musuhnya bukan dengan dengan bantuan sukunya atau kelompok yang akan menolongnya. Allah ﷻ akan memberikan pertolongan kepadanya.
Syekh Nawawi Al Bantani (1813-1897) merupakan salah seorang ulama Nusantara yang karismatik dan berjasa besar. Ia lahir di Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, Jawa Barat. Banyak hasil karyanya yang menjadi rujukan utama berbagai pesantren di Tanah Air, bahkan luar negeri, dari dahulu hingga masa kini.
Ulama asal Banten ini termasuk intelektual muslim yang produktif. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Nashaih al-‘Ibad.
Nasihat-nasihat dalam kitab ini menyadarkan umat Islam bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, umat Islam harus bergegas membenahi kekurangan-kekurangannya dengan solusi-solusi yang ditawarkan Syekh Nawawi.