Senin 06 Dec 2021 06:11 WIB

Pesantren Diharapkan Ikuti Tren Inovasi

Pondok pesantren diharapkan bisa lebih mandiri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Pesantren Diharapkan Ikuti Tren Inovasi. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Pesantren Diharapkan Ikuti Tren Inovasi. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah (FK-PKPPS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Edukasi Inovasi Teknologi dan Informasi Digital untuk Kemandirian Pondok Pesantren Salafiyah” di Pulau Untung Jawa, Pulau Seribu pada 2-3 Desember 2021. Melalui kegiatan ini, pondok pesantren diharapkan bisa lebih mandiri dan mengikuti tren inovasi di era digital.  

Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pembukaan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang membahas pentingnya pesantren untuk mengikuti tren inovasi, khususnya dalam pengelolaan keuangan berbasis digital. 

Baca Juga

Dalam acara yang sama, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Wahyono Abdul Ghofur juga menyampaikan pentingnya para santri untuk bisa berkompetisi dengan memahami ilmu-ilmu terbaru seperti keuangan digital.

Sementara itu, Komite Kebijakan KUR dan Sekretaris Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Iskandar Simorangkir menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 sekarang ini sebenarnya menjadi momentum untuk meningkatkan inklusi keuangan digital di Indonesia.

“Pandemi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk digitalisasi pada layanan keuangan," ujar Iskandar Simorangkir dalam siaran pers yang diterima Republika Senin (6/12). 

Menurut Iskandar, inklusi keuangan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti yang dicita-citakan di Perpres No. 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Setelah acara pembukaan, terdapat beberapa rangkaian acara FGD yang dipandu oleh Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Erdiriyo. Topik yang dibahas di antaranya adalah upaya pemberdayaan pesantren di tengah ekonomi digital, peningkatan inklusi keuangan digital di lingkungan pesantren, hingga kompetensi yang perlu dibangun oleh pesantren saat ini dan masa depan.

Topik-topik ini juga turut dibersamai dengan komitmen beberapa sponsor yang mendukung inklusi keuangan digital di lingkungan pesantren. Salah satunya adalah Pegadaian Syariah yang membuka tabungan emas bagi pesantren dan masyarakat sekitar dalam acara ini. Lalu juga ada Pertamina yang akan membantu pendirian usaha melalui Pertashop dan Enduro, serta bank Syariah Indonesia (BSI) yang akan membantu di sisi pelayanan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Badan Riset Indonesia (BRIN) juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan inovasi dan teknologi  demi proses belajar mengajar yang lebih maju melalui kerjasama dengan Forum Pendidikan Kesetaraan pondok Pesantren Salafiyah

Sebelum kegiatan FGD tersebut, DPP FK-PKPPS juga menggelar kompetisi rancang robotik antar pesantren yang juaranya diumumkan pada penutupan acara. Dalam kompetesi tersebut, Pondok Pesantren Tahfidz Al-Ishlah Jakarta berhasil menjadi juara satu, PPTQ Harun Asy-Syafi'i Yogyakarta sebagai juara dua, dan juara tiga diserahkan kepada Pondok Pesantren  Al-Amir Banten. Sedangkan juara umum diraih oleh Pondok Pesantren Minhajurasyidin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement