REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam Besar Mesir Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengatakan, Al-Azhar mengerahkan upaya besar untuk menyatukan para pengikut agama yang berbeda dan untuk memerangi ekstremisme secara lokal dan global.
Dalam pertemuan di Kairo dengan Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Dalam Negeri Ylva Johansson, El-Tayyeb membahas sejumlah inisiatif Al-Azhar, termasuk Rumah Keluarga Mesir, yang bekerja untuk memerangi intoleransi secara lokal, dan Forum Pemuda Perdamaian yang dihadiri oleh 25 pemuda dari Eropa dan 25 dari Timur Tengah menjadi duta perdamaian dunia.
Dilansir dari Ahram Online, Selasa (16/11), El-Tayyeb dan Johansson membahas upaya pencegahan ekstremisme dan radikalisme serta mempromosikan koeksistensi antaragama melalui dialog antaragama. El-Tayyeb juga menekankan bahwa agama adalah kandidat untuk menyebarkan pesan perdamaian asalkan mereka dipahami dengan benar dan bahwa para pemimpin mereka berkomitmen untuk tujuan ini.
El-Tayyeb juga berbicara tentang KTT iklim COP26, yang diharapkannya akan membawa lebih banyak rekomendasi tegas dan tanggapan yang lebih besar dari negara-negara industri besar yang memikul tanggung jawab utama atas masalah perubahan iklim.
Termasuk masukan agar penghentian emisi (karbon) secara langsung daripada melakukan pengurangan emisi secara bertahap. Menurut El-Tayyeb langkah ini menggambarkan sebagai bentuk menghindar dari tanggung jawab kemanusiaan di bahu negara-negara tersebut.