Jumat 12 Nov 2021 19:51 WIB

Muktamar NU yang Bermartabat, Pesan Kiai Sepuh dan Gus   

Para elite NU diminta untuk menjaga marwah organisasi

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Para elite NU diminta untuk menjaga marwah organisasi. Ilustrasi suasana Muktamar NU
Foto:

Dia mengingatkan setiap perbedaan yang ada harusnya diselesaikan di ruang rapat, bukan diumbar di media karena ini tidak elok bagi organisasi dan sebagainya.

Menurut dia, makin mengumbar pernyataan negatif maka kian menunjukkan tidak matangnya yang bersangkutan sebagai pemimpin.

IGGI melihat masih banyak persoalan penting organisasi yang harus diselesaikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan cara yang baik, bukan dengan mengumbar-umbar pernyataan di media massa, terlebih lagi di media sosial.

IGGI juga berharap kandidat Ketua Umum PBNU dan tim suksesnya lebih fokus berbicara program, strategi, serta visi dan misi kepemimpinan NU ke depan untuk menggerakkan roda organisasi bukan sibuk membuat provokasi.

"Tuduhan adanya intervensi dana asing, dukungan Yahudi, intervensi Kementerian Agama, tudingan aksi borong hotel, serta campur tangan pemerintah adalah fitnah. Sangat tidak mencirikan organisasi ulama," ujar Ahmad Fahrur Rozi yang juga Pengasuh Pondok Pesantren ANNUR 1 Bululawang Malang tersebut.

Kemandirian Ekonomi

Sejumlah agenda mulai dari kemandirian ekonomi, bonus demografi, hingga teknologi digital akan menjadi bahasan Muktamar NU Lampung.

 

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya

"Mandiri itu kan berdaulat. Misalnya dari sisi ekonomi dan pengelolaan sumber daya yang ada. Kita sangat kaya tetapi belum berdaulat. Inilah yang harus refleksikan untuk ke depan," ujar Ketua Panitia Muktamar Ke-34 NU, Imam Aziz, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan kemandirian warga NU di bidang ekonomi secara umum belum sampai pada cita-cita. Dengan merujuk pada teori makro-ekonomi, kata dia, kemandirian itu akan berbasis pada beberapa hal, seperti pengetahuan dan intelektual, serta pengembangan sumber daya manusia.

Baca juga: 4 Jalan Menuju Allah SWT Menurut Imam Syadzili 

 

"Saya kira, kita harus rendah hati mengakui bahwa kita belum sampai pada taraf pengetahuan yang cukup untuk dijadikan sebagai landasan," kata dia.

 

Dia mengatakan basis yang harus dikembangkan NU untuk mencapai kemandirian adalah soal teknologi, khususnya teknologi informasi.Ia juga mengakui bahwa NU masih tertinggal terkait dengan hal itu."Kita juga masih ketinggalan di situ. Harus direfleksikan, meskipun sekarang sudah mulai banyak, tetapi kan kalau dibandingkan tetangga (tertinggal, red.)," ujarnya.    

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement