“Potensi intensifikasi gelombang panas di lingkungan MENA yang sudah keras, panas, dan gersang diperkirakan akan berdampak negatif langsung pada kesehatan manusia, pertanian, perhubungan air dan energi, dan banyak sektor sosial ekonomi lainnya,” kata Direktur Dampak Hidrogeologi dari Yayasan CMCC Paola Mercogliano.
Meningkatnya kekurangan air telah memicu konflik regional. Beberapa peneliti khawatir memperebutkan sumber daya yang langka akan meningkat di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara saat dunia semakin memanas.
“Dampak sosial mungkin relatif besar. Selain itu, populasi manusia di wilayah MENA diproyeksikan mencapai puncaknya sekitar tahun 2065. Oleh karena itu, ancaman terhadap pasokan air di wilayah dengan kenaikan suhu sangat serius,” kata Mercogliano.
Kelangkaan air juga akan menjadi beban keuangan dengan wilayah MENA akan paling menderita dari wilayah mana pun di seluruh dunia. Ini akan merugikan pemerintah 7-14 persen dari produk domestik bruto mereka pada 2050.
Sektor pertanian, yang menyediakan pekerjaan paling banyak di Timur Tengah dan Afrika Utara, bisa hancur dengan ketersediaan air yang menurun 45 persen. Produksi pangan diperkirakan akan sangat menderita sebagai akibat dari sepertiga lahan pertanian yang hangus oleh panas yang ekstrem.
Dengan pemanasan bumi yang terus berjalan....