Selasa 09 Nov 2021 05:55 WIB

Tertarik Alquran, Mualaf Yessy: Terdengar Meski Kamar Kedap

Mualaf Yessy mendengar lantunan Alquran dari kamar pembantu

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Yessy mendengar lantunan Alquran dari kamar pembantu. Mualaf Yessy
Foto:

 

Karena itu, dirinya sedikit demi sedikit memahami beberapa aspek dalam ajaran Islam. Datanglah momen ujian kelulusan.

Waktu itu, dirinya sering melewatkan ibadah mingguan, termasuk sekolah iman di tempat ibadah (agama lamanya sebelum memeluk Islam). Maka ketika ujian agama, Yessy muda angkat tangan. Ia menyerah dalam mengerjakan soal-soal. 

“Saya hanya bisa mengerjakan soal agama Islam karena selama di sekolah ini saya belajar agama itu saja. Karena jumlah kertas ujian disesuaikan dengan jumlah murid, soal agama Islam pun kurang. Pihak sekolah lantas memanggil kedua orang tua saya,” tutur dia. 

Ayah dan ibunya terpaksa setuju bahwa putrinya itu akan mengerjakan soal mata pelajaran agama Islam. Sebab, keduanya khawatir, Yessy tidak akan lulus sekolah. Sepulang sekolah, mereka pun memarahi dan memperingatkannya. 

Dari sana, tekad Yessy untuk menjadi pemeluk Islam justru kian kuat. Remaja itu lantas berupaya menemukan tempat mengaji. Dipilihnya sebuah madrasah yang berlokasi tak jauh dari rumah.

Baca juga: Rasulullah SAW Terbiasa Menahan Lapar Sejak Usia Muda

Akan tetapi, guru-guru di sana tidak berani mengajarkannya materi keislaman. Sebab, wanita tersebut saat itu belum berislam. Mereka pun masih pikir-pikir untuk membimbingnya bersyahadat. Ada kekhawatiran bahwa kedua orang tua perempuan ini akan melabraknya. Karena tak ada satu pun orang dewasa yang membimbingnya, Yessy pun memutuskan untuk bersyahadat sendiri. Saat itu, dirinya hanya didampingi sejumlah teman.

Masuk Islam 

Sampai di situ, perasaannya masih belum puas. Yessy saat itu teringat lagi pada Mbak Zahra, terutama momen ketika dirinya membeli mushaf Alquran. Tiba-tiba, tebersit gagasan dalam benaknya, yakni mendapatkan mushaf yang tidak hanya berisi ayat-ayat suci, tetapi juga terjemahannya. 

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya

Dengan begitu, ia dapat sedikit memahami kandungan Alquran walaupun belum bisa membaca teks berbahasa Arab. Keputusannya membeli mushaf itu sesungguhnya bukan tanpa risiko. Sebab, saat itu kedua orang tuanya sudah mewanti-wanti agar tidak lagi berpikir mendekati ajaran Islam. 

Singkat cerita, mushaf yang diinginkannya dapat diperoleh. Secara acak, Yessy membuka buku tebal tersebut. Pandangan matanya terpaku pada teks terjemahan surah an-Nisa ayat 171 dan 172. Di antaranya berarti, Al-Masih (Isa) sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah).Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement