Senin 08 Nov 2021 08:57 WIB

Taman Israel, Hancurnya Makam Syahid, dan Protes Ulama

Israel terus melakukan pembongkaran makam Muslim di Yusufia

Rep: Andrian Saputra/ Umar Mukhtar/ Kiki Sakinah    / Red: Nashih Nashrullah
Seorang wanita Palestina terlihat melawan polisi Israel yang mencoba mendorongnya dari batu nisan putranya yang terletak di pemakaman Al-Yusufiye, Yerusalem Timur, Senin (25/10). Alaa Nababta (54 tahun) tiba di kuburan setelah mengetahui rencana polisi Israel untuk menggali kuburan tersebut. Kru kotamadya Israel di Yerusalem dan Otoritas Alam Israel untuk mendirikan taman nasional Yahudi, kembali meruntuhkan bagian dari pemakaman Al-Yusufiya yang terletak dekat Masjid Al Aqsa.
Foto:

Namun, saat itu otoritas pendudukan Israel telah menghancurkan dinding makam yang berdekatan dengan Gerbang al-Asbat dan memindahkan tangga arkeologi di samping tangga menuju permakaman para martir.

Padahal, hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah Palestina. Dengan demikian, tindakan Israel yang menduduki wilayah tersebut merupakan tindakan ilegal. 

Tindakan Israel yang membongkar makam Muslim sempat menuai kecaman dari Mufti Besar Mesir, Syekh Syauqi Allam, pada Desember 2020 lalu. 

Dia mengutuk keras agresi dan pelanggaran Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Termasuk serangan di kuburan para sahabat Nabi Muhammad serta para syuhada Arab dan Muslim di Yerusalem. 

Baca juga: Kian Dalami Islam, Mualaf Thenny Makin Yakin Kebenarannya

Allam mengimbau masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab penuh dan menghentikan serangan Israel terhadap tanah dan situs suci Palestina, menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, legitimasi dan keputusan internasional, serta prinsip-prinsip hak asasi manusia. 

Mufti, yang juga sekretaris jenderal Otoritas Fatwa Dunia memperingatkan kelanjutan dari rencana pendudukan Israel untuk Yahudi di Kota Yerusalem Timur yang diduduki, merusak fitur-fiturnya, dan menghapus identitas aslinya. 

Dia menggambarkan tindakan Israel sebagai pelanggaran berat terhadap kesucian orang mati. Mufti menyatakan pekerjaan penggalian yang dilakukan di bawah Masjid Al Aqsa dan sekitarnya di Yerusalem merupakan ancaman serius bagi masjid tersebut.

Mesir sendiri telah berulang kali mengutuk rencana Israel untuk membangun ribuan unit permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.

Sementara itu, Hamas menyebut pembongkaran permakaman Al-Yusufiya oleh Israel di kota Yerusalem yang diduduki sebagai kejahatan yang keji. Juru bicara Hamas Mohammed Hamadeh dalam sebuah pernyataan, Senin (25/10), menggambarkan langkah itu sebagai bukti nyata kebrutalan pendudukan yang telah memperpanjang serangannya terhadap warga Palestina baik yang hidup maupun mati. 

"Apa yang terjadi di permakaman Al-Yusufiya adalah kejahatan keji yang merupakan bagian dari serangkaian kejahatan terhadap permakaman Yerusalem," kata Hamadeh, dilansir di Middle East Monitor, Selasa (26/10).

Hamadeh lantas menyerukan penduduk Yerusalem untuk bangkit menghadapi serangan pendudukan yang meningkat terhadap Yerusalem dan Masjid Al Aqsa. 

"Kalian semua harus berkumpul di pemakaman untuk menghadapi buldoser, dan untuk mencegah pendudukan melanjutkan kejahatannya," katanya menegaskan.

Baca juga: Nasihat KH Mashum Sufyan Supaya Tiru Filosofi Beras

Otoritas pendudukan Israel pada Senin memulai kembali pekerjaan buldoser di Permakaman Al Yusufiya, yang berdekatan dengan tembok Kota Tua Yerusalem. Upaya pembongkaran permakaman itu tetap dilanjutkan meskipun ada kecaman dan protes dari warga Palestina. 

Pemerintah Kota Yerusalem berusaha untuk mengubah kuburan tersebut menjadi taman dan jalan setapak sebagai bagian dari rencananya untuk membangun beberapa taman Talmud dan jalan setapak untuk pemukim Yahudi dan turis di sekitar tembok Kota Tua. 

Pada Desember 2020, pemerintah kota telah menghancurkan sebuah tangga dan pagar di pemakaman tersebut. Pada 2014, pemerintah kota mencegah warga Yerusalem mengubur kerabat mereka di area utara pemakaman tersebut dan memindahkan 20 kuburan tentara Yordania yang terbunuh pada 1967 di tempat yang dikenal sebagai pemakaman para syahid dan Monumen Prajurit Tidak Dikenal.  

 

 

Sumber: wafa 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement