Senin 08 Nov 2021 08:55 WIB

Tapak Suci Muhammadiyah Kawal Pancasila di Era Disrupsi

Tapak Suci Muhammadiyah harus bisa ciptakan kader berkualitas.

Para  anggota Tapak Suci Muhammadiyah mengatakan saresehan di Malang, Ahad (7/11).
Foto: Faozan Amar
Para anggota Tapak Suci Muhammadiyah mengatakan saresehan di Malang, Ahad (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Para aktivis dan anggota perguruan silat Tapak Suci Muhammadiyah menyatakan tekad mengawal ideologi Pancasila di era disrupsi. Bahkan, sikap atas pilihan pelestarian budaya pencak silat bisa menjadi salah satu sarananya.

Ketua Umum Pimpinan Wilayah Tapak Suci Jawa Timur, Sasmito Djati, mengatakan para anggota perguruan silat ini diharapkan menjaga keutuhan bangsa dan ideologinya di masa kini yang disebut berada di era disrupsi.

''Tujuannya agar keutuhan bangsa tetap terjaga dengan baik. Tapak Suci memang memiliki tugas suci untuk mengawal Pancasila dan melestarikan pencak silat sebagai budaya bangsa,'' kata Waluyo Djati pada sarasehan Pendekar Tapak Suci Jawa Timur dengan tema "Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Melestarikan Pencak Silat sebagai Kebudayaan Indonesia bagi Pendekar", Ahad (7/11). 

Kegiatan tersebut digelar di salah satu aula hotel di Malang, diselenggarakan secara  hybrid (luring dan daring). Ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19. Sarasehan yang diikuti oleh pendekar, kader dan siswa Tapak Suci se-Jawa Timur tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental. 

 

Hal serupa disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Tahmid Masyhudi. Dia mendorong agar Tapak Suci tampil menjadi pelopor dalam merangkul kelompok seni bela diri yang lain untuk menjadi kekuatan budaya sebagai pemersatu Indonesia dan menguatkan ideologi Pancasila.

"Ini karena Tapak Suci Muhammadiyah memiliki modal yang besar. Salah satu hal yang penting yaitu bisa memasuki seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari berbagai golongan  bahkan masyarakat mancanegara,'' ujarnya.

Di lain sisi, Koordinator  Tim Kerja, Faozan Amar mengajak agar Tapak Suci sebagai Putera Muhammadiyah  menjadi ujung tombak dalam pembinaan Ideologi  Pancasila. Apalagi Pancasila merupakan pandangan hidup, ideologi negara, philosofische gronsdlag, dasar negara, jiwa dan kepribadian bangsa, serta pemersatu bangsa.

Sementara dalam konteks mambangun kepentingan bersama sebagai sebuah bangsa, Ketua Pimpinan Pusat Tapak Suci, Chairul Muriman, menegaskan bahwa Tapak Suci memiliki peran vital dalan merajut kebinekaan di tengah keberagaman. "Maka seluruh keluarga besar Tapak Suci baik itu pendekar, kader, dan siswa harus memiliki pandangan inklusif dan perilaku yang konstruktif di era globalisasi dan era disrupsi saat ini."

Adapun Wakil Rektor II Universitas  Muhammadiyah Malang (UMM), Nazaruddin Malik, yang hadir melalui zoom, berpesan  di tengah persoalan bangsa yang semakin kompleks,  Tapak Suci  dapat di-reupdate untuk menjadi gerakan baru dengan membangun kepemimpinan profetik.

"Tapak Suci diharapkan mampu mencetak kader bangsa bangsa yangg bisa mengeluarkan bangsa dari kesenjangan sosial ekonomi. Kader Tapak Suci harus  dapat memecah mata rantai oligarki yang kini mengancam ideologi Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah,'' tegas Nazaruddin.

 

 

sumber : rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement