Pencalonan Rabat oleh ISESCO datang sebagai pengakuan atas penerapan yang efektif dari inisiatif “Ibukota Budaya Rabat, Kota Cahaya” yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan keselamatan jalan, dan memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Raja Mohammed VI meluncurkan program tersebut pada 11 Mei 2015 dengan investasi sementara awal mendekati sekitar 154,4 juta dolar Amerika untuk meningkatkan mobilitas dan kondisi kehidupan di Rabat dan sekitarnya. Program pengembangan Rabat berfokus pada pelestarian warisan budaya kota dan meningkatkan akses ke layanan serta fasilitas lokal.
Selain itu, program juga berfokus pada kebutuhan untuk mengkonsolidasikan tata pemerintahan lokal yang baik, meningkatkan tatanan perkotaan Rabat, memodernisasi infrastruktur transportasi kota, dan merevitalisasi kegiatan ekonomi lokal.