Kamis 04 Nov 2021 16:30 WIB

Gagal Kampanye Hak Berhijab Dewan Eropa dan Protes Prancis

Dewan Eropa mencabut kampanye bebas menggunakan hijab

Rep: Idealisa Masyrafina/ Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Dewan Eropa mencabut kampanye bebas menggunakan hijab. Ilustrasi Muslimah
Foto:

Menteri Hak Perempuan Prancis, Senator Sosialis Laurence Rossignol, menyatakan bahwa kampanye tersebut telah mempromosikan hijab.

"Adalah satu hal untuk menunjukkan bahwa wanita bebas mengenakan jilbab, untuk mengatakan bahwa kebebasan dalam jilbab adalah hal lain," cuit Rossignol.

Meskipun posting media sosial telah dihapus setelah kecaman politik di Prancis, Dewan Eropa tidak mengkonfirmasi ada tautan apa pun.

Juru bicara mengkonfirmasi bahwa kampanye tersebut adalah bagian dari proyek bersama dengan Uni Eropa. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya menghormati keragaman dan inklusi, dan untuk memerangi segala bentuk ujaran kebencian.

"Cuitan mencerminkan pernyataan yang dibuat oleh peserta individu di salah satu lokakarya proyek, dan tidak mewakili pandangan Dewan Eropa atau Sekretaris Jenderalnya [Marija Pejčinović Burić]," kata juru bicara tersebut.

"Kami telah menghapus pesan-pesan cuitan ini sementara kami merenungkan presentasi yang lebih baik dari proyek ini," tambahnya.

Baca juga: 9 Langkah yang Disarankan untuk Raih Keutamaan Alquran

Komisi Eropa, yang telah menyumbangkan 340 ribu euro untuk keseluruhan proyek, juga telah menjauhkan diri dari foto kampanye.

Seorang juru bicara mengatakan pada hari Rabu bahwa Brussels belum memvalidasi foto kontroversial ini dan menyerukan tindakan lain untuk dipertimbangkan dalam tacklin. 

Prancis diketahui memang mempunyai agenda untuk membatasi pergerakan aktivitas keislaman di ruang publik. Ini setidaknya tampak dari Undang-undang (UU) anti-separatisme Prancis yang telah diundangkan.

Undang-undang ini akan memungkinkan negara lebih banyak kelonggaran untuk menargetkan Muslim. Hal ini diperingatkan oleh seorang jurnalis Prancis Fateh Kimouche pada Senin (16/8). 

Kimouche yang menjadi pendiri situs Al Kanz, yang berfokus pada Islam dan isu-isu terkait Muslim, menyebutkan bahwa Presiden Prancis, Emmanuel Macron menderita kekeliruan Islamofobia, di mana dia tidak dapat membedakan antara teroris dan Muslim.    

Dia berpendapat bahwa Macron memilih...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement